Tim ULM Ciptakan Detergen Ramah Lingkungan dari Limbah Nanas

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Banjarmasin – Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2025 menciptakan ecoenzim, detergen ramah lingkungan dari limbah kulit nanas.

Tim ULM kemudian memberikan pelatihan terkait produksinya bagi masyarakat Desa Tinggiran Darat, Kecamatan Mekarsari, Kabupaten Barito Kuala.

“Desa Tinggiran Darat dikenal sebagai sentra perkebunan nanas di Barito Kuala dengan luas ratusan hektare, maka PKM dengan pelatihan produksi ecoenzim dinilai tepat,” kata Ketua Tim PKM ULM Drs H Mahdian di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (26/8).

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP ULM ini mengatakan, melimpahnya produksi buah nanas di
Kecamatan Mekarsari selama ini menyisakan limbah kulit dalam jumlah besar yang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan.

Oleh karenanya, kehadiran inovasi ecoenzim sebagai detergen ramah lingkungan dinilai strategis karena mampu menjawab dua tantangan sekaligus, yakni mengurangi beban limbah organik dan membuka jalan diversifikasi usaha masyarakat.

Melalui program yang didukung hibah Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini, tim PKM ULM berharap lahirnya produk ramah lingkungan khas Mekarsari dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi warga.

Di sisi lain, keberhasilan program juga diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal yang dapat direplikasi di daerah lain di Kalimantan Selatan.

“Inovasi sederhana seperti ini bisa menjadi langkah nyata mengurangi sampah organik sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kami ingin Mekarsari menjadi contoh desa yang mandiri dan peduli lingkungan,” kata Mahdian.

Program PKM yang dilaksanakan tim dosen FKIP ULM yang terdiri atas H Mahdian, Parham Saadi, Rizal Iskandar, Husnul Khatimah, dan Alvince Stevani Lase ini resmi bergulir sejak Juli 2025 dan dijadwalkan berlangsung hingga Desember 2025.

Mahdian menegaskan kegiatan ini tidak berhenti pada pelatihan semata, melainkan diarahkan menuju kemandirian masyarakat secara berkelanjutan.

Diharapkan warga Mekarsari mampu membentuk kelompok usaha bersama yang bisa memproduksi sekaligus memasarkan detergen ecoenzim secara mandiri.

Dengan begitu, manfaatnya terasa langsung bagi ekonomi lokal.

Tim dosen dari FKIP ULM mengarahkan warga tidak hanya pada praktik produksi, tetapi juga strategi pemasaran agar produk ramah lingkungan ini dapat bersaing di pasar lokal maupun regional.

Plt Camat Mekarsari Mohtar Aini menyampaikan apresiasinya atas inisiatif ULM yang dinilai tepat sasaran.

Diakui dia, limbah kulit nanas yang selama ini terbuang kini bisa diolah menjadi produk bernilai jual.

“Inovasi ini bermanfaat ganda, mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.

Aniswati (45), salah satu warga peserta pelatihan dari PKK Desa Tinggiran Darat mengaku awalnya tidak menyangka limbah kulit nanas bisa diolah menjadi produk rumah tangga.

Dia mengaku terbuka wawasannya sehingga berniat membuka usaha tambahan bagi keluarga dengan memanfaatkan kulit nanas menjadi produk detergen.

Sumber: ANTARA

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *