Kotim Padukan Olahraga Tradisional & Modern Lestarikan Warisan Budaya

FacebookWhatsAppXShare

KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar Festival Olahraga Masyarakat Kabupaten (Forkab) dengan memadukan olahraga tradisional dan modern sebagai bagian upaya pelestarian warisan budaya.

“Kami mengapresiasi kegiatan yang digelar KORMI Kotim ini, salah satunya senam kreasi pelajar yang mengajak anak-anak muda kita untuk berolahraga serta bergembira sehingga memberikan manfaat ganda bagi kesehatan,” kata Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim Halikinnor di Sampit, Senin (7/10).

Festival Olahraga Masyarakat Kabupaten atau Forkab ini digelar sejak 22 September – 7 Oktober diisi dengan berbagai cabang olahraga (cabor) tradisional hingga modern, baik offline maupun online.

Kegiatan olahraga yang dilombakan itu antara lain, balogo tradisional, panahan tradisional, senam KLPI seri 2, senam aerobic dan dance fitness, senam kreasi, skateboard, mobile legend dan PUBG serta Close Quarter Battle (CQB).

Halikinnor mengapresiasi KORMI Kotim yang mampu menyelenggarakan Forkab 1 2024 dengan sukses meskipun waktu persiapan sangat terbatas, yakni kurang lebih satu minggu.

Terlebih, dalam Forkab 1 ini KORMI Kotim juga memasukkan cabang olahraga tradisional, sehingga turut mendukung pelestarian warisan budaya. Melalui festival seperti ini diharapkan bisa lebih memengaruhi generasi muda untuk ikut melestarikan warisan budaya.

“Mungkin kegiatan ini ke depannya bisa dikembangkan lagi agar bisa menjadi wadah bagi anak-anak muda kita untuk berkreasi dan berolahraga. Dengan kegiatan positif seperti ini otomatis menjaga mereka dari perbuatan-perbuatan yang kurang baik,” ujarnya.

Menurutnya agenda olahraga seperti ini memang perlu ditingkatkan atau diperbanyak di Kotim agar bisa memotivasi para atlet untuk terus mengasah kemampuan dan keterampilan.

Bukan tanpa alasan, hal ini ia utarakan lantaran adanya aspirasi dari salah satu cabang olahraga yang atletnya menjadi kurang semangat untuk latihan karena jarang ada kejuaraan untuk menunjukkan sekaligus mengukur hasil latihan yang telah dilakukan.

Sisi lain yang diharapkan dengan mendorong dan memotivasi atlet untuk rajin mengasah keterampilan adalah kompetensi dan potensi Kotim di bidang olahraga bisa meningkat, sehingga siap untuk berpartisipasi dan diharapkan berprestasi di berbagai ajang nasional.

“Contohnya PON lalu kita mengirimkan perwakilan untuk cabang olahraga drumband dan berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu. Harapan saya kedepannya semua cabang olahraga bisa kita ikuti karena kita juga punya potensi di cabang olahraga lainnya,” demikian Halikinnor.

Ketua KORMI Kotim Gahara menyampaikan, Forkab 1 ini digelar dengan anggaran terbatas sehingga hanya mempertandingkan 10 cabang olahraga yang seluruhnya adalah cabang olahraga induk di KORMI.

“Meski persiapan kami terbilang singkat, namun kami bersyukur antusiasme masyarakat cukup tinggi. Seperti cabor senam kreasi yang pesertanya mencapai 20 grup,” sebutnya.

Ia menambahkan, festival olahraga yang digelar KORMI ini tidak berfokus pada prestasi melainkan lebih kepada untuk memasyarakatkan olahraga serta mendorong kreativitas dari para peserta.

Meski demikian, tetap ada sistem juara dalam kegiatan ini dengan penghargaan berupa medali emas, perak, dan perunggu. Juara dari ajang Forkab 1 tingkat kabupaten ini akan dikirimkan untuk diseleksi kembali dan ikut serta dalam Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas).

“Di provinsi akan tetap dipilah lagi siapa yang layak untuk melanjutkan ke kancah nasional, tentunya kami berharap perwakilan Kotim nantinya bisa menorehkan prestasi dan mengharumkan nama daerah,” pungkasnya.

Salah satu peserta lomba senam kreasi kategori pelajar, Muhammad Rian menyambut bagi adanya Forkab 1 yang digelar KORMI Kotim. Sebagai pelajar menurutnya kegiatan semacam ini memang diperlukan untuk memotivasi generasi muda agar mau berolahraga.

“Menurut saya kegiatan ini positif, karena bisa memotivasi anak-anak mudah sekarang yang sukanya rebahan. Dengan mereka menonton senam ini diharapkan mereka juga terdorong untuk lebih banyak bergerak,” ujarnya.

Kendati demikian, ia menyayangkan penyelenggaraan acara yang terkesan mendadak karena berdampak pada waktu latihan mereka, sehingga hasilnya dirasa belum maksimal.

Ia berharap Forkab selanjutnya bisa disiapkan dengan lebih matang dan memberikan kesempatan bagi para calon peserta untuk berlatih dengan cukup, serta dikembangkan agar lebih meriah dan lebih banyak yang bisa berpartisipasi.

 

 

Sumber: ANTARA

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *