KABAR KALIMANTAN 1, Palangka Raya – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Tengah menyatakan salut dan mengapresiasi rehabilitasi atap Betang (rumah adat Suku Dayak) Singa Kenting di Desa Tumbang Korik, Kabupaten Gunung Mas, telah selesai dan hasilnya sangat bagus karena menggunakan bahan-bahan berkualitas.
Atap Betang Singa Kenting yang sempat rusak itu kini telah selesai diperbaiki dengan menggunakan bahan dari kayu ulin, kata Ketua Komisi III DPRD Kalteng Duwel Rawing di Palangka Raya, Rabu (9/2/2022).
“Pengerjaannya juga menggunakan mesin. Jadi, kami lihat atapnya sekarang bisa tahan lama karena berbahan kayu ulin yang lebih tebal dan kuat,” ucapnya.
Pihaknya pun berharap semua pihak, terkhusus masyarakat di Desa Tumbang Korik, dapat lebih aktif menjaga dan memelihara Betang Singa Kenting. Sebab, keberadaan Betang merupakan cagar budaya, sekaligus menjadi ikon dari provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila ini.
“Kami juga sebenarnya sangat mengharapkan semua cagar budaya yang ada di daerah ini, bisa dikelola oleh pemerintah provinsi. Selama ini kan masih sepenuhnya dikelola pemerintah kabupaten setempat,” kata Duwel.
Anggota DPRD Kalteng dua periode itu mengaku telah mengunjungi dan meninjau secara langsung sejumlah betang di provinsi ini. Dari hasil pantauan tersebut, sebagian besar kondisi betang relatif memprihatinkan dan sangat perlu dilakukan rehabilitasi.
Dia mengatakan, selain kondisinya memprihatinkan, akses jalan ke sejumlah Betang relatif sulit. Hal itulah kenapa perlu adanya keterlibatan dari pemerintah provinsi untuk turut merawat Betang dan kondisi jalan ke lokasi.
“Kalau hanya mengandalkan dana desa dalam meningkatkan jalan, tentunya tidak cukup. Diperlukan dana sharing antara kabupaten dan provinsi untuk turut memperbaikinya. Jadi, bisa lebih optimal hasilnya,” demikian Duwel.
Kalangan Komisi III DPRD Kalteng baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Betang Singa Kenting di Desa Tumbang Korik. Kunjungan yang dipimpin Ketua Komisi III Duwel Rawing itu turut diikuti Sekretaris Komisi Kuwu Senilawati, anggota Komisi Evi Kahayanti serta sejumlah staf ahli komisi.
Sumber : ANTARA