DPRD Kalsel: Pancasila Nilai Luhur Budaya Indonesia

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Banjarmasin – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Karlie Hanafi Kalianda menyatakan, bahwa Pancasila merupakan nilai-nilai luhur hasil galian dari budaya Bangsa Indonesia.

“Karenanya Pancasila memiliki nilai dasar kehidupan manusia di Indonesia yang diakui secara universal,” kata Karlie Hanafi usai sosialisasi revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, di Banjarmasin, Selasa (28/11).

Dia menerangkan, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu, di tengah kemajemukan bangsa Indonesia, tentu bukan suatu hal yang mudah bagi para pendiri bangsa untuk merumuskan, menyepakati, menetapkan hingga mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara.

Namun, dengan niat luhur dan mengesampingkan kepentingan kelompok, agama maupun golongan, akhirnya pada 18 Agustus 1945 sepakat Pancasila sebagai dasar negara yang tertuang di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

“Pancasila sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa yang berintikan semangat gotong royong di atas keberagaman yang harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari,” tutur Karlie.

Ia menambahkan, implementasi nilai-nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih jauh atau belum sebagaimana harapan bersama.

Staf Ahli DPRD Kalsel H. Puar Junaidi selaku narasumber, mengatakan, salah satu nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam Pancasila adalah semangat gotong-royong.

“Semangat gotong royong, tercermin dari sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, yang tentunya menjadi modal bersama bangsa untuk bersatu dalam tindakan menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,” katanya.

Dikatakan, ajaran tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mulai memudar dalam masyarakat, karena beberapa tahun belakangan mulai kurang mendapat perhatian khusus seperti mempelajari dalam bentuk mata pelajaran.

“Namun begitu, masyarakat merindukan ajaran tentang nilai-nilai luhur, pandangan hidup, filosofis bangsa dan yang lainnya dari Pancasila untuk kembali diajarkan,” katanya.

Menurut politikus senior Partai Golkar itu, upaya-upaya pengenalan kembali dan pembinaan nilai-nilai Pancasila sebagai pilar negara Indonesia harus dilaksanakan dengan melibatkan pihak pemerintah, swasta dan akademisi.

Memudarnya penerapan dan pemahaman Pancasila bangsa Indonesia masa kini antara lain terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di daerah seluruh Indonesia.

Selain itu, kurangnya rasa persatuan dan kesatuan, mementingkan diri sendiri atau kelompok dan lain-lain.

“Sedangkan upaya-upaya pengenalan dan pembinaan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, wujudnya adalah dengan menggelar kegiatan sosialisasi seperti yang kita laksanakan hari ini,” demikian Puar Junaidi. (ANT)

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *