KABARKALIMANTAN1, Paris – Kerusuhan disertai penjarahan brutal kini sedang marak di Paris. Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) untuk Prancis pun aktif menyampaikan imbauan pada WNI di Prancis.
Imbauan disampaikan lewat akun Instagram resmi Kedubes RI untuk Prancis @indonesiainparis.
“Kerusuhan di Paris terus berlanjut. Aksi perusakan, penjarahan, dan penembakan terus terjadi di puluhan kota dan kota madya di seluruh Prancis. Paris dan sekitarnya, Lyon, Strasbourg, Metz, Marseille dll,” tulis @indonesiainparis, Minggu (2/7/2023).
Kedubes RI juga menyampaikan update kerusakan imbas kerusuhan yang terjadi sejauh ini. Lebih dari 2.560 titik kebakaran terjadi di area publik, ribuan kendaraan rusak, ratusan orang ditangkap, dan puluhan aparat terluka.
“Dampak kerusakan di Prancis di hari keempat, 2.560 titik kebakaran di area publik, 1.350 kendaraan dibakar, 234 gedung dirusak dan dibakar, 994 orang ditangkap, 79 aparat keamanan terluka,” lanjut Kedubes RI untuk Prancis.
Atas insiden itu, Kedubes RI pun mengimbau seluruh WNI di Prancis tetap waspada. WNI juga diminta menghindari lokasi protes.
“WNI di Prancis agar tetap waspada dan terus pantau informasi melalui saluran resmi Pemerintah Prancis, serta menghindari lokasi protes,” ucapnya.
Dalam kondisi darurat, nomor telepon perlindungan WNI dapat dihubungi di nomor: +33621122109.
Tangkap 1000 Perusuh
Kekerasan dan penjarahan terus melanda Prancis pada malam ke-4 aksi protes atas kematian seorang remaja yang ditembak polisi. Aparat kepolisian menangkap hampir 1.000 orang dalam kerusuhan tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/7/2023), pemerintah Prancis mengatakan kekerasan pada Jumat (30/6) malam waktu setempat telah “berkurang” dibandingkan malam-malam sebelumnya.
Namun, Kementerian Dalam Negeri Prancis masih melaporkan 994 penangkapan secara nasional dalam semalam.
Penyebab kerusuhan di Prancis dipicu aksi penembakan terhadap seorang remaja bernama Nahel M. (17) oleh polisi hingga tewas. Dilansir AFP, peristiwa penembakan terjadi di pinggiran Kota Paris, Nanterre, Selasa (27/6/2023) pagi.
Pemicu Insiden
Awalnya, polisi menghentikan mobil remaja laki-laki karena melanggar aturan lalu lintas. Sebuah video di media sosial, yang diautentikasi oleh AFP, menunjukkan 2 polisi mencoba menghentikan kendaraan.
Salah satu polisi tampak menodongkan senjatanya ke pengemudi melalui jendela. Ia lalu menembak dari jarak dekat. Mobil korban bergerak beberapa puluh meter sebelum menabrak.
Petugas layanan darurat mencoba menyadarkan remaja berusia 17 tahun tersebut di tempat kejadian, namun korban keburu meninggal. Polisi yang menembak remaja itu telah ditahan atas tuduhan pembunuhan.
Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengakui dalam sebuah wawancara dengan televisi BFM bahwa tindakan polisi tersebut “menimbulkan pertanyaan”, meski dia mengatakan ada kemungkinan petugas tersebut merasa terancam.