Kuin Kacil Melangkah Maju sebagai Sentra Pertanian Banjarmasin

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Banjarmasin – Abdul Hakim mendayung jukungnya melewati anak sungai untuk menuju sawah, tempat ia berpeluh mengais nafkah di RT 14 Kuin Kacil, Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Berbekal transportasi tradisional berupa sampan kecil itu, Abdul Hakim mendayung sekitar 10 menit untuk tiba di hamparan sawah yang terbentang luas. Padi yang ditanami itu mulai menampakkan hasil untuk dipanen pada akhir September 2025. Meski terik, ia melempar senyum sumringah memandang lautan sawah miliknya.

Usianya 70 tahun, tapi Abdul Hakim tampak seperti lelaki paruh baya dan semangatnya terus terlihat antusias menyambut panen. Seiring 80 tahun Indonesia merdeka, panen tahun ini menjadi kado istimewa baginya. Apalagi di saat bersamaan, dia dan warga setempat bisa menikmati infrastruktur jalan dan jembatan berkat Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Kodim 1007/Banjarmasin.

Abdul Hakim kini tak lagi mengandalkan jukung sepenuhnya untuk beraktivitas. Di sepanjang pinggir sungai dari jalan setapak kini sudah kokoh berkat sentuhan tangan Prajurit TNI AD. Dengan adanya jalan sepanjang 623 meter dan lebar dua meter itu, petani setempat memiliki akses darat, terutama ketika mereka akan menggarap sawahnya.

“Saya bertani sudah 40 tahun lebih di sini dengan akses jalan sulit. Alhamdulillah setelah ada TMMD, saat musim panen kami bisa lewati dengan mulus jalan darat untuk menjual hasil panen,” kata Abdul Hakim menjelaskan.

Pulang dari sawah, Abdul mendayung jukung ke arah rumah. Mengisi kekosongan waktu saat terik matahari, ia i menambal bagian Jukung yang bocor, alat transportasi yang digunakan untuk ke sawah.

Ia mengisahkan tentang masa lalu. Wilayah tempat dia tinggal itu dekat dengan muara Sungai Barito yang hampir setiap air pasang akan kebanjiran. Airnya hingga lebih dari satu meter. Kondisi seperti itu sempat melumpuhkan kegiatan warga setempat karena jalan setapak yang ada di sana pasti tenggelam dan warga hanya bisa mengandalkan sampan kecil.

Ketika itu terjadi, Abdul harus berjalan kaki untuk ke sawah. Dia harus memikul barang bawaan melintasi anak sungai yang berlumpur. Kendaraan sama sekali tidak berfungsi. Hari demi hari ia lakukan kegiatan yang sama seperti itu.

Namun, kini Abdul dan warga setempat sudah lega. Sekarang ada jalan baru dan beberapa unit jembatan kayu yang sudah kokoh bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pertanian.

 

Sentra pertanian kota

Sebagai kawasan pertanian terluas di Banjarmasin, kawasan permukiman sekitar tempat tinggal Abdul memilik total luas sawah mencapai 2.000 hektare di antara empat kecamatan lain.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Banjarmasin, dari total 2.700 hektare sawah produktif, hampir 2.000 hektare sawah itu berada di kawasan Kuin Kacil dan sekitarnya.

Tiga tahun berturut-turut pada 2022-2024, serangan hama sempat menciutkan harapan petani di kawasan itu. Produksi padi turun hampir 80 persen. Produksi gabah kering turun dari potensi produksi maksimal 12.000 ton per tahun tinggal tidak lebih dari 2.000 ton.

Berangkat dari persoalan itu, pemerintah setempat memberikan perhatian pembangunan sedikit demi sedikit untuk melangkah agar daerah itu menjadi sentra pertanian yang produktif. Program TMMD ke-125 dipusatkan di kawasan sentra pertanian itu untuk membangun sejumlah infrastruktur pertanian.

“Daerah ini berbatasan dengan daerah tetangga (Kabupaten Banjar). Karena ini perbatasan dan menjadi serambi Kota Banjarmasin, infrastruktur tidak boleh tertinggal, akses di perbatasan harus terbuka,” kata Komandan Satgas TMMD ke-125 Kodim 1007/Banjarmasin Kolonel Inf Sigit Purwoko.

Pada 24 Juli- 21 Agustus 2025, sekitar 150 personel gabungan Satgas TMMD ke-125 melaksanakan pembangunan. Menjadi ujung tombak TMMD, para prajurit memulai pembukaan jalan 623 meter dengan lebar dua meter di pinggir anak sungai. Menghabiskan siang dan malam, jalan setapak itu berubah menjadi jalan layak untuk dilalui.

Di sepanjang jalan itu, prajurit membangun lima jembatan penghubung dilengkapi gorong-gorong agar aliran air sungai tidak terhambat sehingga tidak merusak ketahanan jembatan. Menggunakan kayu khusus, lima jembatan itu berdiri kokoh hasil kerja keras.

Di sela-sela pembangunan akses jalan, para prajurit menyasar pembangunan lain, merehabilitasi rumah ibadah, membangun fasilitas sanitasi, memperbaiki rumah tidak layak huni, akses air bersih, serta kegiatan penyuluhan seperti kesehatan, utamanya sektor pertanian.

Setelah pembangunan menampakkan hasil, warga pedalaman Kuin Kacil tak lagi khawatir ketika Sungai Barito meluap. Jalan setapak berlumpur berubah menjadi jalan mulus, sungai-sungai kecil yang memutus jalan kini bisa dilintasi.

 

Swasembada pangan

Program TNI AD ini pun sejalan dengan langkah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam rencana jangka menengah daerah sebagai lumbung pangan sekaligus gerbang logistik Kalimantan, sebagaimana tercantum dalam RPJMD 2025–2029.

TMMD ke-125 itu menjadi penyambung Program Karya Bhakti TNI yang sebelumnya sukses membuka jalan kiloan meter untuk menghubungkan akses penduduk setempat saat bertani. Kota Banjarmasin semakin mendukung Kalimantan Selatan menuju gerbang logistik Kalimantan di sektor pangan, salah satunya melalui TMMD.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kalsel, produksi padi di provinsi ini ditargetkan sekitar 1.250 ton per tahun. Sedangkan Banjarmasin mampu melebihi target itu jika infrastruktur pertanian dan SDM dapat berjalan optimal.

Melalui TMMD, TNI AD berupaya melebarkan pemerataan pembangunan di daerah yang sejalan dengan Program Astacita yang tengah digalakkan Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen.

Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin HR mengatakan Program TMMD merupakan upaya untuk mengentaskan ketertinggalan pembangunan di tingkat desa/kelurahan, utamanya akses pertanian.

Wali Kota menegaskan program terpadu ini menjadi harapan agar tidak ada lagi wilayah tertinggal.

Satu demi satu daerah yang masih minim pembangunan dibenahi untuk memperlancar aktivitas masyarakat, tidak hanya pertanian, juga melebar ke pendidikan, kesehatan, budaya, sosial, dan lainnya.

Selain anggaran dari pusat, Pemerintah Kota Banjarmasin mengucurkan dana sekitar Rp1,5 miliar untuk mendukung kegiatan TMMD ke-125 di wilayah itu sehingga pembangunan lebih maksimal mendorong langkah Kuin Kacil sebagai sentra pertanian di Kota Seribu Sungai.Melalui TMMD,

Kota Banjarmasin telah dan akan terus melebarkan program pembangunan untuk mendukung Kalimantan Selatan sebagai gerbang logistik Kalimantan di sektor pangan.

 

 

Sumber: ANTARA

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FacebookWhatsAppXShare
Exit mobile version