KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) berpartisipasi menyukseskan Program Cetak Sawah nasional yang digagas pemerintah pusat dengan melaksanakannya di luasan lahan 58 ribu hektare.
“Alhamdulillah, harapan kita ke depan dengan memperoleh program dari pusat seluas 58.000 hektare untuk pengembangan pertanian,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim Sepnita di Sampit, Senin (23/9).
Ia menyampaikan dalam rapat koordinasi persiapan cetak sawah nasional, Kalimantan Tengah ditargetkan luasan cetak sawahnya mencapai 1 juta hektare yang dilakukan dalam beberapa tahapan.
Untuk tahap awal target perluasan cetak sawah Kalimantan Tengah sekitar 400 ribu hektare yang dibagi ke sejumlah kabupaten, salah satunya Kotim yang mendapat bagian 58.000 hektare pada 2025.
“Program ini ditangani pemerintah pusat, mudah-mudahan itu bisa terlaksana sehingga kita menjadi lumbung pangan penyangga IKN,” ujarnya.
Perluasan cetak sawah ini merupakan program nasional untuk meningkatkan produktivitas pangan.
Ada sejumlah wilayah yang menjadi fokus pemerintah untuk dijadikan lumbung pangan nasional, utamanya Papua dan Kalimantan Tengah. Untuk itu, Kotim sebagai bagian dari Kalimantan Tengah juga harus mendukung kebijakan tersebut.
Sepnita menambahkan, saat ini pihaknya telah melakukan identifikasi lapangan terkait lokasi-lokasi yang berpotensi untuk dimasukan dalam program tersebut dan data tersebut telah dikirimkan ke pusat.
“Mungkin minggu depan pejabat dari pusat akan datang ke Kotim untuk memverifikasi data tersebut. Untuk hasilnya kita menunggu verifikasi dulu,” pungkasnya.
Sebelumnya Bupati Kotim Halikinnor turut memberikan merespon positif terkait Kotim yang mendapat bagian dalam program cetak sawah nasional dari Kementerian Pertanian untuk wilayah Kalimantan Tengah.
Hal ini pun menjadi angin segar bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di Kotim, dengan harapan sektor pertanian di wilayah tersebut makin berkembang bahkan mencapai swasembada pangan.
“Proyek itu memang dari pusat, tapi kita di daerah juga harus bergerak. Jangan sampai ketika proyek itu datang, lalu pekerjanya banyak dari luar dan kita hanya menjadi penonton,” tegasnya.
Sumber: ANTARA