KABARKALIMANTAN1, Tanjung Selor – Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste mengunjungi Kampung Nelayan Budidaya Rumput Laut Mamolo, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
“Kunjungan kerja kali ini sangat berarti dan merupakan sebuah kehormatan yang besar bagi Kabupaten Nunukan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan Serfianus di Nunukan, Jumat (3/11).
Sekretaris Daerah mengatakan kunjungan yang dilaksanakan pada Kamis (2/11) itu menjadi bukti komitmen dan perhatian yang sungguh-sungguh dari Bank Dunia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI terhadap pengembangan sektor perikanan, khususnya sektor budidaya rumput laut.
Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI diwakili oleh Staf Khusus KKP, Ade Satari. Adapun Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste (Country Director) adalah Satu Kahkonen.
Saat kunjungan di Kampung Nelayan Mamolo, tim Bank Dunia menerima penjelasan dari Kepala dinas Perikanan Kabupaten Nunukan, Suhadi. Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau berbagai aktivitas petani rumput laut seperti proses mencuci tali, pengeringan rumput laut, serta diskusi ringan dengan beberapa pembudidaya.
Tim Bank Dunia juga melihat proses pembuatan pelampung ke pabrik daur ulang plastik yang digunakan sebagai pelampung bentangan tali rumput laut.
Serfianus mengungkapkan, budidaya rumput laut berpengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten Nunukan, karena banyaknya masyarakat terlibat pada sektor ini, mulai dari pengikat rumput laut, tukang cuci tali, buruh angkut, hingga pengepul.
Meski demikian, kata Serfianus, budidaya rumput laut di Nunukan juga tidak lepas dari masalah, mulai dari harga yang tidak stabil, kualitas rumput laut yang masih perlu ditingkatkan, kurangnya akses permodalan, serta masalah lingkungan akibat dari penggunaan botol plastik dan tali nilon yang tidak terkendali.
“Untuk itu, saya berharap kunjungan Bank Dunia dan pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan kali ini bisa membantu masyarakat menyelesaikan persoalan tersebut,” ujarnya.
Country Director Bank Dunia, Satu Kahkonen seperti dikutip dalam keterangannya mengatakan kunjungannya itu ingin melihat secara langsung budidaya rumput laut. Menurutnya, rumput laut di seluruh dunia menjadi komoditas yang sangat menarik dan harganya yang kompetitif.
“Tetapi dari sisi industri tidak banyak yang tahu tentang potensi pengembangan rumput laut ini dari sisi industri dari sisi pengembangan teknologi.” ungkapnya.
Menurutnya lagi, Bank Dunia sudah melakukan kajian di seluruh dunia tentang rumput laut dan kesimpulannya adalah semua negara masih mencari tahu potensi sepenuhnya dari rumput laut ini.
Menurutnya, budidaya rumput laut sekaligus sebagai tantangan agar tidak merusak lingkungan.
“Mungkin ada beberapa yang merusak lingkungan dan mungkin ada yang lebih bersih dari sisi lingkungan, mari merenungkan dan memikirkan kesempatan dan pintu yang belum pernah kita sentuh sama sekali, mungkin salah satunya dengan dukungan Bank Dunia,” demikian Satu Kahkonen. (ANT)