Kabupaten Kobar Siapkan Cetak Biru Pertanian Hadapi Resesi Global

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, menyiapkan cetak biru pertanian menghadapi resesi global 2023 yakni memaksimalkan hilirisasi produk pertanian yang bisa diserap pasar.

“Cetak biru merupakan kerangka kerja terperinci yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan kebijakan. Meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah yang harus dilaksanakan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Pemkab Kobar, Juni Gultom di Pangkalan Bun, Kamis (19/1/2023).

Plt Sekda Kobar mengatakan, konsep cetak biru klaster pertanian merupakan sistem pendekatan secara geografis untuk produk pertanian pangan antara kelompok tani komersial dengan industri terkait yang saling berhubungan.

“Sistem klaster ini untuk meningkatkan daya saing dan strategi inovasi dalam pembangunan ekonomi sektor pertanian. Di Kobar sendiri memiliki kawasan industri nasional yakni produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak goreng yang berada di Tempenek Kecamatan Kumai,” ujar Juni.

Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Barat juga memiliki potensi komoditas yang bisa terus dikembangkan dan menjadi keunggulan dari daerah.

Komoditas unggulan dari Kabupaten Kobar tersebut antara lain, untuk komoditas biofarmaka yakni lengkuas, kunyit, jahe nilam dan lainnya, sementara untuk perikanan dan peternakan yakni budidaya keramba seperti nila, gurame, dan lainnya, untuk budi daya kolam yakni bandeng, belut, lele dan lainnya.

“Untuk peternakan kita sudah tahu potensi peternakan sapi di sini salah satu daerah peternakan sapi terbesar di Indonesia, untuk tanaman pangan dan buah kita ada pisang, nangka, kelapa, cabai rawit dan masih banyak lagi,” ujarnya.

Ditambahkan Juni Gultom, saat ini pihaknya terus menyiapkan konsep dengan berpedoman pada enam unsur manajemen yaitu man (manusia), material (bahan), money (uang), machine (mesin), methode (metode) dan market (pasar).

“Semoga dengan adanya program ini bisa meningkatkan daya saing produksi pertanian, memperluas jangkauan produk, dan mampu meningkatkan kualitas pangan masyarakat,” kata Juni. (ant)

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *