KABARKALIMANTAN1, Batulicin – Dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin yang tergabung dalam Tim Program Studi Rekayasa Geologi Fakultas Teknik ULM terdiri dari Rudy Hendrawan Noor MT., Muhammad Zaini Arief MT., Ir. Adip Mustofa MT., dan Ir. Ahmad Ali Syafi’i MT., membina warga Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, untuk memanfaatkan limbah tambang batu menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Tambang batu gunung di Desa Awang Bangkal Barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, memiliki limbah abu batu yang seringkali tidak terkelola dengan baik.
“Kami bina masyarakat setempat untuk dimanfaatkan limbah abu batu menjadi bahan pembuatan material bangunan (batako),” kata salah satu Dosen Program Studi Rekayasa Geologi Fakultas Teknik ULM Rudy Hendrawan Noor MT di Batulicin, Selasa (21/11).
Dia menjelaskan sebagian besar warga setempat masih awam atau kurang pengetahuan cara mencampur limbah tambang atau abu batu sebagai bahan utama untuk dijadikan batako.
“Pihaknya memberikan perbandingan, hasil dari pengujian campuran komposisi pembuatan batako tanpa abu batu atau pasir dan semen saja dengan perbandingan 70:30 memberikan hasil uji kuat tekan tertinggi yaitu rata-rata kuat tekan 14,03-14,93 Mpa,” terang Rudy.
Rudy mengatakan produk yang menggunakan komposisi campuran abu batu, pasir dan semen (40:30:30) juga menghasilkan kuat tekan yang tinggi, yaitu 11,31-14,48 Mpa.
Namun, komposisi semen di bawah 30 persen menunjukkan hasil uji kuat tekan yang rendah yakni kuran dari enam Mpa. Dalam hal ini juga penting dalam menjaga proporsi semen, setidaknya dipertahankan tetap sebesar kurang lebih 30 persen dalam campuran.
“Jadi kami menyimpulkan penggunaan abu batu gunung sangat bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan batako dengan komposisi abu batu, pasir dan semen dengan perbandingan (40:30:30),” tutur Rudy.
Program ini, lanjut Rudy, tim pengabdian masyarakat dari ULM juga memberikan wawasan terkait kontribusi terhadap ekonomi lokal, dan pengurangan penggunaan bahan baku semen serta dampak lingkungan dari produksi tambang batuan.
Pihaknya juga memberikan sosialisasi terhadap potensi dan pengelolaan abu batu gunung, uji komposisi pencampuran untuk mendapatkan kualitas batako yang optimal dan berkualitas, serta pengujian kekuatan batako.
Program Studi Rekayasa Geologi Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat yang didanai oleh LPPM melalui DIPA Universitas Lambung Mangkurat juga menjalin kerja sama dengan Koperasi Produsen Barakat Usaha Bersama Desa Awang Bangkal Barat.
“Kami harap melalui program ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait mendapatkan komposisi campuran bahan batako dari abu batu untuk menghasilkan kualitas batako yang baik,” tutup Rudy. (ANT)