KABAR KALIMANTAN1, Palangka Raya – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), melakukan edukasi mitigasi bencana bagi peserta didik baru di sejumlah sekolah menengah pertama di kota setempat.
“Edukasi mitigasi ini kami lakukan memanfaatkan momen Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025 di SMPN 9 Palangka Raya, SMP Muhammadiyah dan SMPN 11 Palangka Raya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya, Heri Pauzi di Palangka Raya, Ahad (13/7).
Heri menambahkan, para pelajar di ketiga sekolah tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi selama mengikuti kegiatan. Mereka menyimak pemaparan dengan serius dan aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab.
“Alhamdulillah, para pelajar di tiga sekolah tersebut cukup antusias dan semangat mengikuti kegiatan ini,” kata Heri.
Dia menerangkan, kegiatan ini dilaksanakan atas permintaan dari pihak sekolah untuk memberikan materi mengenai kebencanaan kepada siswa baru.
“Mitigasi bencana salah satu upaya guna mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana sejak dini,” ucapnya.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini mencakup pentingnya upaya mitigasi bencana sejak dini, guna meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan para pelajar dalam menghadapi potensi ancaman bencana.
“Mitigasi bencana sebagai salah satu langkah strategis meminimalkan risiko bencana. Hal ini bisa dilakukan melalui pembangunan fisik, peningkatan kesadaran, serta peningkatan kapasitas individu maupun komunitas dalam menghadapi situasi darurat,” ujarnya.
Dia menambahkan, pengenalan dan peningkatan tentang kebencanaan ini menjadi penting diketahui serta dipahami para mahasiswa sebagai bekal hidup di tengah masyarakat. Apalagi, wilayah Kalteng terdiri dari 13 kabupaten dan satu kota, sering terjadi bencana banjir pada musim hujan dan kebakaran lahan dan hutan saat kemarau.
Melalui kegiatan ini, diharapkan parasiswa dapat mengembangkan wawasan, keterampilan, serta semangat kolaboratif dalam membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
“Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di lebih banyak sekolah, agar para pelajar memiliki bekal pengetahuan sejak dini untuk menghadapi bencana secara tanggap dan tepat,” katanya.*
Sumber: ANTARA