KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Keyakinan politisi PDI Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu, yang meyakini Partai NasDem bakal mendekat, dinilai terlalu berani. Soalnya, publik masih ingat kasus tolak salaman antara Megawati Soekarnoputri dengan Surya Paloh.
Insiden pada acara pelantikan anggota DPR RI pada 1 Oktober 2019 itu tentu sangat mebekas di hati kubu Surya Paloh, yang merasa dilecehkan bos besar PDIP tersebut.
Namun demikian, Masinton masih yakin NasDem akan membuka komunikasi ke partainya jika ingin mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Hal itu diucapkan Masinton, merespons pernyataan Partai NasDem yang menyebut bakal membangun komunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, secara personal bukan melalui PDIP.
“Dalam konteks personal kan bisa lewat mana saja. Bisa langsung, bisa lewat rumah. Tapi kalau dalam konteks kepentingan kelembagaan, insitusi kepartaian pasti lewat partai,” kata Masinton di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (18/6/2022).
Anggota DPR itu lantas mengibaratkan kader PDIP sebagai sebuah produk. Menurutnya, seseorang yang hendak membeli barang pasti bertanya langsung ke pemilik produk tersebut.
“Di mana pun yang namanya proses menjajakan produk pasti yang ditanya kan yang punya produk. Bukan salesnya,” ujar Masinton. “Pasti kan nanya ke yang punya made in-nya. Ini barang dilepas enggak?”
Meskipun demikian, Masinton mengucapkan terima kasih kepada NasDem yang memilih Ganjar sebagai salah satu bakal capres 2024. Menurutnya, masuknya nama Ganjar dalam rekomendasi NasDem itu menandakan proses kaderisasi di PDIP berhasil.
“Apapun itu, proses kaderisasi di PDIP mampu melahirkan kader yang bisa diterima eksternal PDIP, diterima siapapun,” ujarnya. “Tapi tiap partai politik memiliki mekanisme masing-masing dalam setiap mengambil keputusan. Kita hormati mekanisme internal partai. Begitu pun dengan PDIP.”
Sebelumnya, Ketum NasDem mengumumkan rekomendasi tiga nama bakal capres 2024. Mereka yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo.
Sebelumnya, Ketua DPP NasDem, Willy Aditya, mengaku bakal membangun komunikasi dengan 3 rekomendasi capres tersebut, salah satunya yakni Ganjar. Namun, komunikasi itu dilakukan secara personal bukan melalui PDIP. “Sejauh ini yang masih ada dalam benak kami berkomunikasi dengan Pak Ganjar,” kata kepada wartawan di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2022) malam.
Selaku king maker partai, Surya Paloh, nantinya yang bakal menentukan satu nama yang bakal disodorkan sebagai capres pilihan NasDem.
Ketegangan PDIP-NasDem pada pelantikan anggota DPR kemarin, Selasa, 1 Oktober 2019, oleh PDIP sempat disebut sebagai ketidaksengajaan.
Konflik Panjang
Insiden Mega menolak menyalami Surya Paloh itu terekam dalam video tayangan acara pelantikan yang disiarkan televise. Penggalan tayangan itu beredar luas di media sosial.
Dalam pelantikan itu Mega melewati tempat duduk sejumlah tokoh. Termasuk Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. AHY menangkupkan tangannya ke arah Megawati.
Di samping AHY ada politikus Golkar, Rizal Mallarangeng, yang kemudian bersalaman dengan Mega. Melihat itu, AHY tampak ingin mengulurkan tanga, tapi Mega sudah berlalu. Di samping Rizal itulah berdiri Surya Paloh. Saat bos NasDem itu mengulurkan tangan, Mega memalingkan wajah ke arah lain. Surya Paloh yang tadinya berdiri pun langsung duduk. Wajahnya masam.
Setelah melewati Surya Paloh, Mega kembali menyalami tokoh-tokoh lain, yakni Wakil Presiden 2019-2024 Ma’ruf Amin dan pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suharso Monoarfa.
Hubungan Mega dengan Paloh merenggang beberapa waktu lalu. Surya Paloh dianggap membuat poros sendiri dengan mengundang 3 ketua umum partai koalisi Jokowi ke kantornya di Gondangdia, Jakarta Pusat.
Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melihat sangat jelas ada pesan politik di balik melongosnya Mega tanpa salami Surya Paloh.
“Ketegangan Megawati-Surya Paloh ini sudah terbaca sejak pertemuan Teuku Umar (Megawati-Prabowo) dan pertemuan Gondangdia (Surya Paloh-anggota parpol koalisi di luar PDIP). Ini akan panjang. Kan Mega kalau berkonflik akan panjang, seperti dengan SBY,” kata Hendri Satrio.
