Metropolitan

Warga Ngadu Limbah Sapi di Pancoran Ganggu Kesehatan Ibu Hamil

Posted on

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pencemaran lingkungan akibat kotoran sapi dari peternakan di tengah jantung ibu kota, tepatnya di Cikoko Barat III, Pancoran, dikeluhkan warga sebab berdampak pada kesehatan warga.

“Iya hari ini masih banyak pro kontra. Bagi yang baru pindah ke lingkungan ini, pasti ribut. Kalau warga yang lain, sudah terbiasa,” ujar Nong Sukorahardjo (35), kepada redaksi, Rabu (5/7/2023).

Nong adalah salah satu warga yang tinggal disitu sejak lahir. Ia sudah belasan kali melihat cek cok terkait limbah kotoran sapi. Ironis memang, di tengah kota metropolitan masih ada peternakan sapi.

Paling gres, keluhan datang dari Hasan Alhabsy, yang bermukim di sini sejak awal Februari 2023. Begitu 2 pekan bermukim di wilayah itu, istrinya yang sedang hamil 3 bulan, jatuh sakit.

“Istri saya sakit demam. Namanya ibu hamil, dia menjadi sensitif sekali terhadap bau. Kondisinya lemah, demam tinggi sampai 40 derajat. Akhirnya saya larikan ke IGD,” kata Hasan di lokasi, RT 5 RW 5, Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (26/6).

Hasan kemudian mencari penyebabnya. Ternyata banyak nyamuk di rumahnya. Sumber nyamuk ada pada limbah sapi di got. Maklum, di RT 9 RW 3 terdapat peternakan sapi yang sudah lama ada. Ia lantas mengadu ke Pemda DKI Jakarta lewat aplikasi JAKI (Jakarta Kini).

Warga lain sudah pernah komplain sejak 2002 silam, namun sampai sekarang masalah belum teratasi. Hasan menduga sakitnya istri gara-gara limbah kotoran sapi itu.

“Kotoran sapi itu mengandung bakteri yang menyebabkan demam dan diare, artinya ini sangat rawan jika istri saya yang dalam hamil trimester pertama kena dampak dari ini,” kata Hasan.

Musyawarah dilakukan, namun masih belum menemui hasil. Musyawarah berupa mediasi digelar pihak Kelurahan Cikoko, namun Hasan atau perwakilan warga tidak diundang.

Adapun pemilik peternakan sapi diundang, yaitu kakak-adik Burhan, Yusuf, dan Iksan. Peternakan ini dikatakannya adalah warisan dari ayahnya sejak 1968. “Kita aja yang sering diundang. Pihak pelapor nggak pernah diundang,” kata Yusuf.

Yusuf mengatakan pihak kelurahan tidak mengundang pihak pelapor dengan alasan akan mengatasi internal terlebih dulu, yaitu membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). “Katanya, diatasi secara internal dulu. Jadi solusinya dia itu mau bangun IPAL,” ungkapnya.

Respon Pemerintah

Merespons keluhan itu, Pjs Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menugasi Wali Kota Jaksel, lalu turun ke Camat hingga Lurah. Akhirnya Lurah Cikoko Fitrianti bersama Perumda Pal Jaya mendatangi lokasi limbah kotoran sapi, Senin (26/6/2023).

Mereka tampak melihat-lihat ke dalam kandang sapi. Selain itu, mereka juga tampak meninjau 3 bak kontrol limbah sapi. Tim lantas mengambil sampel kotoran limbah sapi.

“Sebanyak 3 botol diambil di lokasi beda-beda. Depan, belakang dan samping,” kata Sekretaris Perusahaan Perumda Pal Jaya Lutfi, di lokasi.

Lutfi menuturkan proses pengujian akan memakan waktu kurang lebih 3 minggu. Dia meminta untuk menunggu hasil uji laboratorium terlebih dulu.

Click to comment

Most Popular

Exit mobile version