KABARKALIMANTAN1, Banjarbaru – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Akhmad Wiyagus menyebutkan Program Sekolah Rakyat telah berhasil mengubah karakter anak yang merupakan peserta didik dari menengah pertama dan menengah atas menjadi lebih disiplin.
“Saya melihat mereka sudah disiplin, apa itu aturan, bangun pagi tepat waktu, belajar betul-betul. Mereka benar-benar mendapatkan pendidikan karakter yang baik, ini luar biasa,” kata dia usai meninjau Sekolah Rakyat Menengah Pertama 20 Budi Luhur, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (3/12/2025).
Bahkan, kata Wamendagri, para peserta didik berkesempatan mengenal pendidikan berbasis digital guna menyeimbangkan perkembangan teknologi.
“Mulai dari fasilitas belajar, asrama, kesehatan, hingga persediaan makanan yang bergizi, semua tercukupi. Mudahan para generasi muda ini bisa menggapai cita-cita yang diinginkan,” ucapnya.
Wamendagri Wiyagus optimistis Sekolah Rakyat akan menjadi jembatan memutus rantai kemiskinan yang selama ini membatasi keinginan anak-anak bangsa untuk mengenyam pendidikan yang layak.
Oleh karena itu, ia berpesan agar para peserta yang terpilih harus benar-benar orang yang masuk kategori sesuai yang dipersyaratkan pemerintah.
Dalam kunjungan kerja di Sekolah Rakyat Budi Luhur, Banjarbaru itu, dia juga optimistis setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan, karena akan mendapatkan masa depan yang cerah sebagai investasi pendidikan untuk 20 tahun mendatang guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama 20 Budi Luhur Banjarbaru Pipitniaty menyampaikan terima kasih atas kunjungan kerja Wamendagri Wiyagus yang telah memberikan motivasi dan semangat belajar bagi peserta didik.
Pada kesempatan itu, dia mendapatkan arahan agar program ini tepat sasaran bagi yang membutuhkan khususnya kategori desil satu dan dua sesuai instruksi Presiden Prabowo.
“Pak Wamendagri juga memotivasi kami untuk bisa mendampingi para peserta didik dengan sebaik mungkin. Sekolah Rakyat adalah wajah pendidikan, kami berharap program ini dapat memutus angka putus sekolah anak,” ujar Pipitniaty.
Sumber : ANTARA


