Unggul Infrastruktur, Piala Dunia U17 Indonesia Antisipasi Politisi

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Sukses menggelar FIFA Macthday dan punya pemain kompetitif, serta sarana standar internasional, membuat Indonesia dipercaya menggelar Piala Dunia U17 2023. Publik masih trauma dengan aksi para politisi yang memanfaatkan event ini sebagai panggung politik.

Soal latar belakang penunjukan FIFA, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tak menyebutkan alasan penunjukkan. “Namun jamuan kita terhadap Palestina dan Argentina dalam 2 laga internasional, diyakini jadi alasan kuat penunjukan,” ujar Erick, Jumat (23/6/2023) di Jakarta.

Awalnya, status tuan rumah Piala Dunia U17 dipegang oleh Peru, bahkan diumumkan FIFA sejak tahun 2019. Namun, akibat pandemi, Piala Dunia edisi 2021 dibatalkan. Peru diberi kesempatan untuk Piala Dunia 2023. Ini pun batal, sebab Peru mengundurkan diri karena tidak siap terkait masalah infrastruktur.

Kemartin, tanpa diduga FIFA menunjuk Indonesia. Jika infrastruktur jadi alasan pengunduran diri Pereu, maka FIFA relatif puas dengan infrastruktur di Indonesia. Bahkan lapangan yang dipakai di Piala Dunia U20 yang baru saja digelar Argentina, tergolong amburadul dibandingkan dengan Indonesia.

Menang di Infrastruktur

Sedianya Indonesia jadi tuan rumah Piaka Dunia U20. Infrastruktur siap, tapi politisi PDIP Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) dan I Wayan Koster (Gubernur Bali) menolak Israel main di wilayahnya. Alhasil FIFA memindahkan event itu ke Argentina. Israel masuk semi final, dan meraih peringkat 3. Di Piala Dunia U17, Israel tersisih di kualifikasi.

Sesuai jadwal yang ditentukan FIFA, turnamen Piala Dunia U17 2023 akan diikuti oleh 24 negara, dimainkan pada 10 November – 2 Desember 2023. Nah, di sinilah potensi masalah lain bisa terjadi, juga masih bersifat politis.

Pasalnya, pada tanggal 15 November 2023, grub band dunia Coldplay dijadwalkan menggelar konser di SUGBK sebagai rangkaian dari tur Asia. Animo fans di Indonesia sangat besar menyambut kedatangan Coldplay. Perang tiket bahkan sudah terjadi.

Hingga kini belum ada kejelasan, baik dari FIFA maupuan dari PSSI mengenai bentrok jadwal tersebut. Mengacu pada daftar stadion yang siap digunakan untuk Piala Dunia U20 lalu, SUGBK seharusnya masuk dalam daftar.

Apakah konser Coldplay terancam dibatalkan atau dipindahkan lokasinya. Misalnya Jakarta International Stadium (JIS). Atau bisa juga Piala Dunia U17 yang dipentaskan di JIS, toh secara fisik lebih mewah daripada SUGBK.

Namun siapapun paham, JIS identik dengan Anies Baswedan, eks Gubernur DKI Jakarta yang merampungkan proyek Rp5 triliun itu. Saat ini Anies diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan sebagai Capres 2024. Penguasa yang memiliki otoritas perizinan dan keamanan, bisa memblokir penggunaan JIS.

Panggung Politik

Hal-hal berbau politisasi sepak bola juga jadi perhatian Akmal Marhali, Koordinator LSM, Save Our Socer. “Kita semua berharap agar para politis bisa menahan diri dan tidak menggunakan sepak bola sebagai panggung politik mereka. Ajang ini sudah menyangkut nama bangsa di ajang internasional,” sambungnya.

Menurut Akmal, bangsa Indonesia juga harus belajar dari kasus kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 beberapa waktu lalu. Waktu itu, menurut mantan jurnalis olahraga tersebut, ada intervensi politik menyusul keikutsertaan Israel sebagai salah satu peserta.

“Memang kali ini tak akan ada Israel lagi. Namun, nuansa politik akan sangat kental dalam pelaksanaannya karena berbarengan dengan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden,” tutur Akmal.

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *