Sepakbola

Tolak Geser Jam, PT LIB Harus Ikut Tanggung Jawab

KABARKALIMANTAN1, Malang – Penyebab kerusuhan atau Tragedi Kanjuruhan, memang karena Aremania turun ke lapangan seusai laga Arema vs Persebaya usai. Palpel Arema disalahkan dan terancam sanksi berat. Namun tak banyak yang mengulas, ada kontribusi dari PT LIB dalam kasus ini.

Dalam komunikasi redaksi dengan Ketua Panpel Arema, Abdul Haris, terungkap fakta jika PT Liga Indonesia Baru telah mengabaikan usulan panpel agar waktu pertandingan pada pecan ke-11 Liga 1, Sabtu (1/10/2022), digeser dari pukul 20.00 WIB ke pukul 15.30 WIB.

Mereka bahkan sudah mengirimkan surat perubahan kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB). Menurut Abdul Haris, kick off pukul 20.00 WIB di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, kurang ideal. Banyak alasan yang mendasari pernyataan tersebut, khususnya dari sisi keamanan suporter.

Hal itu diperkuat dari pihak kepolisian setempat, yang menyarankan Arema mengajukan perubahan jam kick off menjadi sore hari, pukul 15.30 WIB. Pengajuan perubahan jam kick off itu sempat dikabulkan PT LIB untuk laga kandang lawan Persib Bandung di pekan ke-9.

“Kami sudah mengajukan perubahan jadwal sesuai surat yang dikirimkan Polres Malang, semula kick off pukul 20.00 WIB diajukan menjadi pukul 15.30 WIB,” kata Haris. “Namun pengajuan perubahan jam kick off laga Arema vs Persebaya ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru. Tak alasan yang diberikan.”

Surat balasan dari PT LIB itu sudah diterima Panpel Arema pada awal pekan ini. “Berdasarkan surat dari PT LIB, jawaban mereka ternyata kick off laga Arema vs Persebaya tetap pukul 20.00 WIB,” pungkasnya.

“Jangan main hukum Arema saja. PT LIB sebagai operator liga, justru punya peran paling besar dalam kerusuhan ini. Sudah tahu laga ini rawan, dipaksakan main malam demi kepentingan iklan. Mengendalikan kerusuhan malam lebih susah dibanding sore,” komentar Ivan Ultras, pentolan Aremania saat ditelepon redaksi, Minggu pagi.

Update Kapolda 127 Tewas

Update terakhir jumlah korban Tragedi Kanjuruhan, Irjen Pol Nico Afinta, Kapolda Jawa Timur, dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022), menyebut 127 jiwa jadi total korban meninggal dunia, 2 di antaranya polisi.

“Sebanyak 34 orang meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, sementara sisanya meninggal di sejumlah rumah sakit setempat. Sekarang masih ada lebih dari 180 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit,,” ujar Nico.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang rusak, 10 di antaranya kendaraan Polri. “Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3000-an ribuan penonton turun ke lapangan,” tambahnya.

 

 

Kapolda Jatim itu melanjutkan, pertandingan di Stadion Kanjuruhan sebetulnya berjalan lancar. Tapi, usai laga sejumlah pendukung Arema FC yang merasa kecewa, turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial tim Singo Edan.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, petugas menembakkan gas air mata.

Penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang turun ke lapangan melakukan tindakan anarkistis dan membahayakan keselamatan para pemain serta ofisial.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” katanya.

Sementara itu, M. Sanusi Bupati Malang menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang sekarang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” kata Sanusi.

Kerusuhan terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya berkesudahan dengan skor 3-2 untuk tim tamu, yang merupakan musuh bebuyutan Tim Singo Edan.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!