Indonesia

Tragedi Kanjuruhan, Konfirmasi Dinkes: Korban 120 Jiwa, Liga 1 Distop Sepekan!

KABARKALIMANTAN1, Malang – Simpang siur terjadi dalam penetapan jumlah korban jiwa laga Arema vs Persebaya imbas dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10). Redaksi mendapat update dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, 120 orang telah meninggal.

Wiyanto mengatakan, pihaknya masih mendata jumlah korban luka yang terdapat di 3 rumah sakit kota dan kabupaten Malang. “Tapi yang sudah terdata, 120 orang meninggal. Mereka meninggal karena caos, berdesak-desakan, terinjak-injak dan sesak napas,” katanya.

Jumlah itu masih mungkin bertamabah sebab masih ada beberapa korban dalam kondisi kritis. Masih kata Wiyanto, korban luka lebih dari seratus dan dirujuk ke RS Saiful Anwar dan RS Kanjuruan.

Kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah 2-3 (2-2). Begitu peluit panjang ditiup wasit, pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan 4 mobil Barracuda milik Polri.

Ternyata beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu supporter yang kecewa. Oknum Aremania (julukan fans Arema) itu jelas merusak reputasi yang selama ini disandang.

Kericuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Kobaran api terlihat pada sejumlah titik di dalam stadion. Tampak pula 2 unit mobil polisi yang dibakar, salah satunya adalah mobil K9. Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.

Dari sebuah laporan anggota polisi yag bocor, dalam mengatasi tragedi itu 2 nyawa anggota Polri ikut melayang, yakni Briptu Fajar (dari Polres Trenggalek) dan Brigadir Andik yang belum diketahui dari Polres mana.

“Ijin melaporkan Bangsit Haljol Pasca pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Kab. Malang.pada hari Sabtu tanggal 01 Oktober 2022 s.d pukul 23.45 WIB sebagai berikut.” 

Situasi : Secara umum kondusif aman.
Aktivitas warga masyarakat : Normal.
Arus Lalin : Lancar.
Haljol :
Kerugian personil :
Sekitar 40 orang meninggal (masih dalam pendataan)
Sekitar 100 orang masih dalam perawatan di RSUD Kanjuruhan Kab. Malang dan RS Wava Husada (masih dalam pendataan)
Adapun personil anggota Polri yg meninggal dunia sbb :
1). Brigadir Andik
2). Briptu Fajar (Polres Trenggalek)

Materiil
a). 2 Ransus Polri hancur
b). Pagar stadion rusak
c). Lampu Stadion sebagian padam.

Demikian dilaporkan, MMP.

Alasan Polisi vs Suporter

Dalam penilaian sejumlah pihak, jumlah petugas keamanan tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC yang memadati stadion. Seperti ditulis redaksi kemarin, tiket ludes H-2.

Lantaran massa tak terkendali, petugas menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas. Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan makin menjadi di area stadion. Sebagian terinjak-injak.

Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis, juga tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan. Mereka tidak mengantisipasi kerusuhan meluas.

“Kami terpaksa melemparkan gas air mata sebab supporter beringas. Mereka mengancam jiwa petugas, dan itu terbukti, 2 anggota kami gugur. Kalah menang dalam sepak bola kan hal biasa. Saya sendiri pendukung Arema, tapi kelakuan serombongan Aremania keterlaluan,” keluh seorang polisi berpangkat Briptu, yang enggan disebut namanya.

Aremania terbagi dalam 2 kelompok, yakni yang bikin kisruh dan yang panic mencari jalan keluar. “Iya kami panik karena susah cari jalan keluar sebab mata pedih kena gas air mata. Sudah begitu, aparat tak pandang bulu. Kami yang tidak ikut bikin rusuh, ikut digebuk,” aku Nanang Jauhari, fans asal Kepanjen.

“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan,” kata Mochamad Iriawan, Ketua Umum PSSI. “Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang.”

Simpati Bonek

Sikap bonek yang selama ini berseteru dengan Aremania, ternyata bagus. Salah satu suporter Persebaya Surabaya, Andie Peci, meminta tidak ada perayaan kemenangan di Surabaya. Bonek turut bersimpati dan berduka atas jatuhnya korban jiwa.

“Untuk menghormati korban yang meninggal dunia di Malang. Sebaiknya tidak perlu ada konvoi atau arak-arakan untuk menyambut Persebaya di kota Surabaya,” cuit Andie Peci lewat akun pribadinya @andiepeci.

Mengenai kasus ini PT Liga Indonesia Baru atau PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, melalui rilis pada Minggu (2/10) dini hari WIB, mengatakan pihaknya menghentikan sementara kompetisi Liga 1 selama satu pekan.

“Keputusan itu kami umumkan setelah mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” ucap Hadian Lukita, Direktur Utama PT LIB.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!