POLITIK

Suharso Monoarfa Mundur Sebelum Diberhentikan, Asrul Sani: PPP Tidak Pecah

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkapkan bahwa Suharso Monoarfa sudah menyampaikan ingin mengundurkan diri dari jabatan ketua umum (Ketum) PPP, sebelum ada keputusan tetap Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) partai.

Suharso bahkan sudah berkomunikasi terlebih dahulu dengan Muhammad Mardiono, yang kini didapuk sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum PPP dan mantan ketua umum PPP Romahurmuziy. Seperti diketahui, 3 majelis PPP mencopot Suharso Monoarfa dari jabatan Ketum PPP.

“Dari yang disampaikan oleh Pak Mardiono dan juga kebetulan beliau (Suharso) bekesempatan juga berkomunikasi dengan Pak Romy, Pak Romahurmuziy mantan Ketum. Itu beliau sempat menyampaikan keinginan untuk mengundurkan diri,” kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).

Wakil Ketua MPR itu mengaku tak mengetahui lebih jauh perbincangan ketiga tokoh tersebut. Yang pasti, komunikasi itu terjadi sekitar dua hari yang lalu. “Itu dalam komunikasi telepon dua hari yang lalu,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, 3 majelis PPP mencopot Suharso Monoarfa dari jabatan ketua umum PPP. Keputusan itu diambil dalam forum musyawarah Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan Majelis Pertimbangan.

Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan PPP Usman M Tokan menjelaskan, musyawarah dilakukan atas dasar menindaklanjuti surat desakan mundur Suharso yang tidak direspons tertanggal 22 Agustus 2022 dan 24 Agustus 2022. Dalam surat itu, dijelaskan desakan mundur Suharso lantaran selama kepemimpinan Menteri PPN/Bappenas itu terjadi kegaduhan dalam internal PPP.

“Sehingga pada tanggal 30 Agustus 2022, dengan berat hati pimpinan 3 majelis yang merupakan Majelis Tinggi DPP akhirnya melayangkan surat ketiga yang atas dasar kewenangannya mengeluarkan fatwa majelis yakni memberhentikan Saudara Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum DPP PPP terhitung sejak surat tersebut ditandatangani,” kata Usman, Senin (5/9/2022).

“Ini sekali lagi bukan perpecahan. Karena antara Pak Mardiono dan Suharso ini kan seorang sahabat,” kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022). “Soalnya, jauh sebelum itu, ada beberapa nama lain yang juga dicalonkan untuk menjadi ketua umum.”

Sementara itu acara bimbingan teknis (Bimtek) DPRD Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) se-Indonesia di Hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022) malam, tampak ricuh.

Kericuhan terjadi saat Ketua Fraksi PPP DPR RI, Amir Uskara, memberikan sambutan sekitar pukul 21.00 WIB. Ketika menyampaikan sambutan, Amir mendapatkan sorakan penolakan dari sebagian anggota legislator Fraksi PPP.

Sedianya, sambutan akan diberikan oleh Suharso Monoarfa, tapi tidak jadi. Tak hanya itu, terlihat beberapa orang di bagian kiri sempat melakukan adu mulut dan sontak membuat heboh peserta lainnya.

Imbas Amplop Kiai

Para peserta Bimtek Legislator Fraksi PPP tersebut meminta agar Amir Uskara dan DPP PPP menjelaskan duduk permasalahan pergantian ketua umum DPP PPP dari Suharso Monoarfa kepada Mardiono.

Mereka sebenarnya sudah paham alasan utama pencopotan Suharso, namun ingin hal itu disampaikan secara terbuka. Suharso mengilustrasikan amplop kiai sebagai politik uang, dan itu dinilai sangat keliru. Imbasnya, ia dikritik oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi.

“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum partai politik, khususnya yang berbasis Islam. Itu berarti dia tidak memahami tradisi. Masyarakat dan kiai itu ada simbiosis, saling menghargai, saling memuliakan. Itu tidak ada maksud sama sekali sebagai uang sogok,” ujar Gus Fahrur.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!