KABARKALIMANTAN1, Tanjung Selor – Pemerintah Kabupaten Bulungan menjalin berkolaborasi dengan banyak pihak seperti organisasi profesi, instansi vertikal, perbankan, serta pelaku usaha untuk mencapai target Bulungan bebas stunting pada 2024.
“Jika target nasional menjadi 14 persen tahun depan, kita di Bulungan menargetkan bebas kasus stunting,” kata Bupati Bulungan Syarwani di Tanjung Selor, Senin (13/11).
Pada Oktober 2023, Pemerintah Kabupaten Bulungan telah menggelar bimbingan teknis percepatan penurunan stunting dan Bupati Bulungan dengan beberapa pihak.
Syarwani menjelaskan angka prevalensi stunting di Bulungan berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 22,9 persen.
Sedangkan 2022 angkanya turun menjadi 18,9 persen, atau mengalami penurunan sekitar 5,1 persen.
Adapun prevalensi stunting menurut kecamatan berdasar Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) Bulungan 2021, angka stunting mencapai 17,8 persen dan 2022 turun mencapai 12,7 persen.
Pada Agustus 2023 angka stunting di Bulungan pada angka 16 persen. Sedangkan, prevalensi stunting nasional 21,6 persen.
Prevalensi stunting secara nasional ditargetkan turun menjadi 14 persen pada 2024. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Bulungan menargetkan nol atau bebas stunting.
Untuk mencapai target itu, Syarwani meminta para kepala desa menyisihkan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk program percepatan penurunan stunting.
“Jadi dana desa tidak hanya untuk membangun infrastruktur fisik saja, tapi sumber daya manusia juga,” ujar dia.
Syarwani juga mengajak Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) berkolaborasi dengan pemerintah daerah melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka melakukan upaya intervensi, khususnya pemenuhan gizi bayi dan ibu hamil.
Pada Juli 2203 Pemerintah Kabupaten Bulungan bersama Universitas Kaltara (Unikaltar) menandatangani kerja sama sekaligus meluncurkan program Mahasiswa Peduli Stunting (Hunting) di Tanjung Selor. (ANT)
