KABAR KALIMANTAN 1, Jakarta – Tokoh sentral pelaporan kasus match fixing atau pengaturan skor yakni manajer Perserang, Babay Karnawi, disomasi kuasa hukum Putut Wijanarko karena dugaan pencemaran nama baik.
Putut yang sebelumnya menjadi pelatih kepala klub asal Serang itu, dipecat bersama 5 pemain Perserang pelaku kasus match fixing. Ke-5 pemain sudah dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin PSSI, namun Putut bebas karena tak terbukti terlibat.
Putut bahkan sudah berbuat baik dengan tak menurunkan pemain yang terlibat, pada hari di mana ia mengetahui kejadian itu. Tentu dengan risiko besar sebab tak memainkan pemain inti.
Atas fakta itu, kuasa hukum Putut memberikan surat somasi kepada Manajer Perserang Serang, Babay Karnawi, pada Kamis (4/11/2021), yang efektif 3 hari ke depan.
Surat somasi tersebut diberikan kepada Babay karena Putut tidak terbukti bersalah dalam kasus match fixing Perserang.
Kasus match fixing Perserang terjadi dalam 3 pertandingan di Grup B Liga 2 2021 melawan Badak Lampung FC, Persekat Tegal, dan RANS Cilegon FC, sesuai laporan Babay.
Babay saat mengirimkan rilis kepada media menyebutkan ada 5 pemain dan satu pelatih Perserang yang dinilainya melakukan praktek kotor itu.
Putut meminta bantuan Biro Pengacara dan Konsultan Hukum yakni Mahkamah Keadilan, untuk membersihkan namanya. Inti dalam surat somasi itu menuntut Babay Karnawi untuk meminta maaf karena telah mencemarkan nama baik Putut Widjanarko.
Babay juga diminta untuk memberikan bukti bahwa Putut benar-benar ikut terlibat dalam kasus pengaturan skor tersebut.
Somasi kedua dan ketiga akan disusulkan jika tak ditanggapi Babay. Dengan pasal UU ITE dan pencemaran nama baik, Babay terancam penjara 4 bulan hingga 1 tahun, dan/atau denda sejumlah uang.
Hingga berita ini diturunkan, Babay belum memberikan komentar. Banyak yang mendukung dan berterimakasih pada Babay atas terkuaknya kasus ini.
Namun ia juga berpotensi melakukan kesalahan karena sudah mengungkapkan kepada media, orang yang sebenarnya tidak terlibat, yakni Putut Wijanarko.
Bantahan RANS
Sebelumnya “klub Sultan” RANS Cilegon FC diduga terlibat kasus ini, karena dinilai punya banyak “amunisi” untuk berbuat apa saja.
Nyatanya, hasil sidang Komdis tak sedikit pun melibatkan klub itu. Presiden RANS Cilegon FC, Roofi Ardian telah memastikan pihak yang menghubungi pemain Perserang untuk mengatur skor, tak ada hubungannya dengan klubnya.
“Kami mendukung pemberantasan match fixing untuk menciptakan sepakbola yang bersih dan menjunjung tinggi sportivitas,” ungkapnya.
Pihaknya menutup ruang gerak oknum-oknum perusak citra demi masa depan sepak bola indonesia yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
RANS sendiri tak diperhitungkan Babay sebagai lawan kuat yang perlu ditakuti di Liga 2 2021-2022..
“Beda dengan PSMS Medan, Dewa United, dan juga Persis Solo. Saya tidak hitung RANS. Mereka bukan lawan yang tangguh buat kita, biasa aja gitu,” kata Babay Karnawi, dikutip dari Kabar Banten TV, 8 Juni 2021.
