Nasional

Samarkan Bisnis PCR, PT GSI-Nya Luhut 7 Kali Ubah Akta

KABAR KALIMANTAN 1, Jakarta – Narasi kubu Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebutkan bahwa saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) kecil dan tidak mencari keuntungan dalam tes PCR, dibantah Ketua Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenzer.

Sebelumnya juru bicara dua kementerian
yang bosnya terlibat dalam bisnis PCR, yakni Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Luhut) dan Kementrian BUMN (Erick Thohir), memberi klasifikasi terkait terkait saham di PT GSI.

“Ada saham tapi sangat kecil. Yang dimiliki Pak Luhut melalui PT Toba Bara Sejahtera di bawah 10 persen,” ujar Jodi Mahardi, Juru Bicara Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang disusul pernyataan serupa Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN.

Namun berdasarkan hasil temuan, Immanuel mengungkapkan PT GSI sejak tahun 2000 hingga 2021 sudah 7 kali mengubah akta.

“Dari mana GSI tidak mencari keuntungan? Kami sudah menemukan data dari tahun 2000 sampai 2021, GSI itu sudah 7 kali perubahan akta,” ungkap Immnuel saat diundang sebuah televisi nasional, Kamis (4/11/2021).

“Artinya mereka coba menyamarkan bisnis mereka di dalam PCR ini. Republik ini seperti republik gangster, membuat kita malu.”

Dalam negara demokrasi, lanjut Immnuel, seharusnya good governance melakukan transparansi dengan mengungkap berapa angka sesungguhnya tes PCR. “Harga PCR sebetulnya berapa? Ini kan tidak diungkap,” katanya.

“Kami menemukan terakhir kemarin, harga antigen itu cuma Rp 18.000 per stik, kok mereka naikin Rp100 ribu, kan kurang ajar mengambil bisnis di tengah penderitaan rakyat.”

Immanuel menambahkan, jika pesta di balik mahalnya harga tes PCR dan antigen tidak dihentikan, akan sangat berbahaya bagi pemerintahan Jokowi.

“Ini pemeras semua. Harga PCR ini lucu, dari Rp 2 juta, Rp 1 juta, kemudian Rp 450 Ribu, Rp 275, ini kan dilelang harganya,” katanya.

Perihal ini, Immanuel mengatakan Presiden Jokowi sependapat dengannya bahwa telah terjadi bisnis di balik mahalnya biaya tes PCR dan Antigen.

“Problemnya garong-garong, maling-maling di sekeliling Jokowi ini tidak pernah peka sosial. Saya nggak mau pakai kata indikasi, saya bilang garong, maling,” ujar Immanuel.

Bahkan Immanuel pun menantang pihak pebisnis PCR di lingkaran Jokowi yang tidak terima dengan pernyataan untuk melaporkannya ke polisi.

“Kalau mereka tidak suka dan merasa dirugikan, laporkan saja, penjarakan saya, nggak susah kok. Ini negara hukum,” ujarnya.

Banyak yang tak percaya saat kubu Luhut menegaskan pihaknya tidak pernah mengambil untung dari bisnis PCR lewat PT GSI. Juru bicaranya malah menyatakan, Luhut justru memberi bantuan.

“Banyak omong kosong penguasa negeri ini. Lagi pula, presiden sepertinya tak punya keberanian mendepak Luhut dkk. Apalagi presiden kan cuma petugas partai, harus menurut pimpinan partai,” ujar Hendra Kurniawan, alumni Relawan Anies-Sandy.

“Mereka pasti membela diri. Pemainnya bukan satu. Korbannya rakyat, dalihnya pengendalian pandemi,” komentar Wardaya Arjo Purwanto, warganet.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!