Kesbangpol Kalteng Giatkan Edukasi Masyarakat Cegah Ekstremisme

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Tengah menggiatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan maupun penanggulangan ekstremisme.

“Ini kami laksanakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan ekstremisme, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dini,” jelas Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik pada Kesbangpol Kalimantan Tengah, Edy Yusuf dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Kamis (14/9).

Salah satu edukasi dan sosialisasi yang dilaksanakan yakni pada hari ini di Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas. Kegiatan ini dilakukan dengan menyasar lingkungan masyarakat agar terjaganya keamanan dan ketertiban.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan yakni sosialisasi pencegahan dan penanggulangan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

“Selain itu kegiatan ini dilaksanakan sekaligus menyongsong pelaksanaan Pemilu 2024 agar berjalan sukses dan lancar,” terangnya.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah Khairil Anwar dalam paparannya menjelaskan, intoleransi merupakan pendapat atau pikiran yang menjadi benih penolakan seseorang terhadap hak-hak sosial, politik, dan praktik keagamaan orang lain.

Untuk itu dia mengajak semua pihak agar bersama-sama mengimplementasikan moderasi beragama dan falsafah budaya Huma Betang, serta memperkuat paham kebangsaan.

“Juga memperkuat literasi digital dengan cerdas dan bijak dalam bermedia sosial, agar kita semua tetap hidup rukun dan damai di Provinsi Kalimantan Tengah,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM PBNU Kalimantan Tengah M. Mukhlas Roziqin mengatakan, terorisme merupakan gerakan politik yang mengatasnamakan ideologi tertentu baik agama maupun non agama.

Dia menyebut, melawan terorisme dan menanggulangi korban radikalisme, ekstremisme ataupun terorisme adalah bukan sebatas melawan kekerasan, tetapi harus dilihat dengan sudut pandang lebih luas, yakni menanggulangi narasi-narasi dan ideologi dari gerakan politik yang kerap menggunakan dalih maupun eksploitasi ajaran agama. (ANT)

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *