KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, marah atas pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ade Irfan Pulungan, yang menuding Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta membela para tersangka kasus dugaan korupsi ekspor minyak goreng.
Fahri melakukan serangan balik telak. Ia mengaku heran lantaran tindakan korupsi biasanya dilakukan dari dalam pemerintahan. Tak elok jika lantas mereka melempar tudingan ke pihak luar.
“Kalau KSP senangnya menyerang pribadi pengkritik dengan tuduhan membela koruptor dan sebagainya, mana bisa orang di luar kekuasaan korupsi bukankah korupsi itu berasal dari dalam pemerintahan?” kata Fahri Hamzah, Jumat (22/4/2022).
Fahri menyebut orang-orang yang berada di KSP perlu literasi komunikasi publik yang lebih baik. Menurutnya mereka tidak bisa menangkap pesan yang hendak disampaikan oleh Anis Matta.
“Orang orang KSP ini perlu literasi komunikasi publik yang lebih baik karena mereka tidak bisa menangkap pesan-pesan yang serius dan mendalam dan bisanya cuma berselancar di antara opini saja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fahri menjelaskan Anis Matta sebetulnya ingin mengingatkan agar pemerintah tidak fokus pada seremoni rutin atas penangkapan tersebut, tapi menyelesaikan persoalan minyak goreng dari hulu.
“Pak ketum itu mengajak untuk memberikan jawaban yang substantif di hulu karena tangkapan hilir ini bisa menjadi ceremony rutin. Yang bisa ditangkap di hilir harusnya tambah banyak,” ujarnya.
Tak Berpengaruh
Polemik minyak goreng kini telah mencapai titik terang seusai 4 tersangka telah ditetapkan oleh Kejaksaan Agung atas kasus suap terkait ekspor CPO (minyak sawit mentah) dan produk turunannya.
Salah satu tersangka merupakan pejabat Kementerian Perdagangan, yakni Dirjen PLN Indrasari Wisnu Wardhana (IWW). Sedangkan 3 pihak lainnya merupakan perusahaan swasta, produsen dan pengolah minyak goreng, yakni Permata Hijau Group, PT Musim Mas dan PT Wilmar Nabati Indonesia, yang juga sponsor klub Persis Solo milik keluarga Presiden Joko Widodo.
Apakah penangkapan para tersangka itu berimbas pada penurunan harga minyak goreng? Menurut pantauan Redaksi Kabar Kalimantan1, tak ada penurunan harga yang signifikan.
Jika sebelum terjadi gejolak CPO harga minyak goreng 1 liter sekitar Rp 14 ribu, maka saat kisruh harga melonjak jadi Rp 25-28 ribu. Saat para tersangka ditangkap, harganya tak jauh berbeda.
Terpantau redaksi bahwa per Sabtu (23/04/2022), harga minyak goreng di pasaran masih tinggi.
Berikut adalah rincian harga minyak goreng yang dijual secara ritel di Indomaret.
Minyak goreng Bimoli 1 liter Rp 24.500
Minyak goreng Sania 1 liter Rp 24.500
Minyak goreng Tropical 1 liter Rp 25.700
Minyak goreng Indomaret 2 liter Rp 47.000
Minyak goreng Bimoli 2 liter Rp 47.300
Minyak goreng Fortune 2 liter Rp 48.700
Minyak goreng Sovia 2 liter Rp 48.500
Minyak goreng Rose Brand 2 liter Rp 48.700
Minyak goreng Fortune 2 liter Rp 48.700
Minyak goreng Sania 2 liter Rp 48.900
Minyak goreng Tropical 2 liter Rp 50.700
Sedangkan berdasarkan aplikasi Alfagift, harga beberapa merek minyak goreng ritel Alfamart, menunjukkan adanya penurunan namun sangat kecil. Sedangkan beberapa lainnya masih tetap.