DLH Jajaki Pola Kemitraan Atasi Permasalahan Sampah di Kotim

FacebookWhatsAppXShare

KABAR KALIMANTAN1, Sampit – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, sedang menjajaki kerja sama dengan pola kemitraan dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

“Kita sangat dimungkinkan (menjalin kemitraan) walaupun memang yang namanya pemerintah itu kan butuh regulasi. Jadi kita sedang mencari pihak-pihak swasta yang ingin ikut di dalam pengelolaan sampah ini,” kata Pelaksana Tugas KLH Kotawaringin Timur Marjuki di Sampit, Senin (10/2).

Terus meningkatnya volume sampah rumah tangga, khususnya di Sampit, menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan kebersihan, keindahan dan kesehatan masyarakat.

Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga di kota yang terdiri dua kecamatan yakni Mentawa Baru Ketapang dan Baamang itu dalam sehari bisa mencapai 140 ton. Jumlah ini sudah melampaui kemampuan pengangkutan oleh petugas yang hanya sekitar 83 ton dalam sehari sehingga sampah sering menumpuk.

Pemerintah daerah sedang mengupayakan penambahan personel, armada dan anggaran operasional. Sementara itu, petugas yang ada di delapan depo sampah di Sampit, dimaksimalkan dalam mengangkut sampah yang ada.

Untuk jangka panjang, kata Marjuki, sudah saatnya dilakukan pemilahan sampah. Sampah yang masih bernilai ekonomis bisa dipisahkan dan dimanfaatkan, sehingga sisa sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir bisa berkurang.

Pemilahan sampah juga untuk memanfaatkan kembali sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi, misalnya untuk dicacah dan dijual, maupun dibuat menjadi kerajinan seperti perabot rumah tangga, batako dan lainnya.

Untuk mewujudkan itu, perlu keterlibatan pihak swasta, baik perusahaan maupun kelompok masyarakat yang berminat. DLH berharap bisa mendapat mitra untuk kerja sama yang saling menguntungkan sehingga pengolahan sampah bisa optimal dan mitra juga mendapat manfaat ekonominya.

“Sudah saatnya kita harus bergeser ke pola kontrol. Artinya, ada pemisahan terhadap sampah-sampah yang bernilai ekonomi. Sampah tetap sampah, tetapi bagaimana sampah menjadi memiliki nilai ekonomi,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur.*

 

 

Sumber: ANTARA

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *