KABAR KALIMANTAN 1, Jakarta – Efek teguran keras petinggi Gerindra kepada anggota senior, Fadli Zon, ternyata panjang. Setelah Fadli “puasa” Twitter, ia diisukan bergabung ke Partai Ummat.
Seperti diketahui, Fadli yang juga anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, mendapatkan teguran dari partainya karena menyindir Presiden Joko Widodo lewat Twitter.
Jokowi sudah meninjau dan bahkan menjajal sendiri lintasan Sirkuit Mandalika di Lombok, jelang pentas balapan World Superbike (WSBK).
Fadli pun menyindir, WSBK dihadiri, Jokowi justru belum meninjau banjir besar di Sintang, Kalimantan Barat, yang sudah berlangsung 2 pekan lebih.
Merasa risih, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menegur melalui Sekretaris Jenderal, Ahmad Muzani. Fadli yang dikenal rajin mengkritik kebijakan pemerintah lewat cuitannya, tiba-tiba “puasa” Twitter.
Lalu, muncullah isu Fadli bakal merapat ke Partai Ummat. “Sangat berat ,ika ia ada di lingkaran pemerintah. Cocoknya berada di partai oposisi,” ujar Mustofa Nahrawardaya, Humas DPP Partai Ummat. “Kami siap menampung jika dia ingin meninggalkan Gerindra.”
“Bagi partai baru, menggalang kekuatan dengan mengajak tokoh untuk bergabung, tentu akan memperbesar kekuatan,” ujar pengamat politik yang juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam, Jumat (19/11/2021).
Arif melihat sikap politik Fadli Zon tidak sejalan dengan pemerintah, walaupun Ketua Umum Partai Gerindra kini menjadi bagian dari kekuasaan.
“Inilah yang menjadi dilema politik. Bagaimana pun Fadli Zon termasuk orang yang dekat dengan Prabowo dan memiliki banyak keringat dalam membangun partai,” lanjutnya.
Pecat Fadli
Pandangan aktivis 98 yang tergabung dalam Barikade 98, beda lagi. Ketua Umum Barikade 98, Benny Rhamdani, mengatakan, masuknya Prabowo dalam kabinet Jokowi- KH. Ma’ruf Amin sejak awal disesali pihaknya.
“Kami bahkan menilai tidak ada manfaatnya sama sekali,” ujar Benny, Rabu (17/11/2021). “Sejak dilantik sebagai Menteri Pertahanan pada 23 Oktober 2019, sampai sekarang anak buah Prabowo terus menyerang pemerintahan Jokowi.”
Bagi Benny, itu tidak etis dan ia menyarankan agar Gerindra memecat Fadli. Namun politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono, tak sepaham. Ia justru mengkritik organisasi pimpinan Benny itu.
“Selama rezim Orde Baru, kritik dibungkam, Barikade 98 melawan. Nah kini kenapa para pejuang demokrasi itu melarang keras kritik terhadap Kang Mas Jokowi ya?” sentil Arief dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/10/2021).
Terkait isu gabungnya Fadli Zon ke Partai Ummat, ia bersikap tenang. “Saya tidak setuju dia pindah ke Partai Ummat. Beda berpendapat di partai itu biasa ya,” kata Arief.
Ia menilai Fadli Zon adalah nafas Partai Gerindra. Dia mengungkapkan Fadli Zon berhasil membawa kelompok 212, HTI, dan FPI untuk mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
Dukungan Fahri
Sementara itu secara terpisah mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah (kini Waketum Partai Gelora), menyemangati Fadli lewat cuitannya. Fahri juga memberikan emoji lengan berotot dalam cuitannya itu.
“Bro @fadlizon jangan kapok ya,” cuit Fahri Hamzah di akun Twitternya @Fahrihamzah dikutip pada Kamis (18/11/2021).
Keduanya kawan sejak kuliah di Universitas Indonesia, walau beda fakultas. Mereka sering bertemu saat demo. Fadli di kubu Orde Baru bersama Prabowo, Fahri oposisi.
Meski demikian, mereka berteman baik, hingga kini, karena banyak kesamaan, suka baca literatur.