KABAR KALIMANTAN 1, Aarhus – Tim Piala Thomas Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah Putih, seandainya memenangi laga final kontra Cina, Minggu (17/10/2021) pukul 18.00 WIB di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
Namun demikian, hendaknya fakta pahit itu justru bisa dimanfaatkan untuk membakar semangat pemain demi meraih gelar juara.
Laga final Thomas Cup 2020/2021 memberi kesempatan bagi Indonesia untuk kembali menjadi juara. Indonesia dan Cina sebelumnya sudah 5 kali bertemu di pertandingan final.
Indonesia bertemu Cina di final Thomas Cup pada tahun 1982, 1984, 1986, 2000, dan 2010. Dari 5 pertemuan di final kontra Cina, Indonesia unggul 3 kali, kalah 2 kali.
Dalam sejarah, Indonesia tetap menjadi tim bulu tangkis paling sukses dalam gelaran Piala Thomas. Total, sudah 13 kali para pemain putra Merah Putih mendapatkan gelar juara.
Namun, sejak 2002 tren itu terhenti dan Indonesia belum mampu menambah koleksi gelar juara Piala Thomas lagi.
Sejak kali terakhir jadi juara Thomas Cup, pencapaian terbaik tim putra Indonesia adalah dengan dua kali menjadi runner-up yakni pada 2010 (kalah dari Cina) dan 2016 (kalah dari Denmark).
Sementara itu, selama periode Indonesia tidak juara, tim Cina justru menambah 6 gelar juara Piala Thomas sehingga kini menjadi tim tersukses kedua dengan total 10 gelar juara.
Kekuatan Final 2021
Peta kekuatan di final tahun ini agak bergeser. Jika sebelumnya Cina dianggap superior, kini kans 50-50. Hal ini tak lepas dari cederanya tunggal andalan mereka, Shi Yuqi,
Tunggal utama Cina memutuskan mundur dari pertandingan saat melawan Kento Momota (Jepang) di babak semifinal lantaran cedera.
Jika line up Cina saat melawan Indonesia sama seperti ketika berhadapan dengan Jepang, maka kemungkinan besar Ginting akan melawan Li Shi Feng.
Indonesia juga mengandalkan pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, tunggal kedua Jonatan Christie, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (hands), dan tunggal ketiga Shesar Hiren Rhustavito.
Soal Bendera
Indonesia dipastikan tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih di Thomas Cup dan sebagai gantinya bendera dengan logo Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang bakal dikibarkan.
Dalam ajang Thomas Cup, 4 negara semifinalis bakal menghadiri upacara penutupan dan masing-masing bendera negara bakal dikibarkan.
“Tidak ada bendera Merah Putih, tetapi diganti logo PBSI,” ucap Kabid. Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto. “Kami telah dihubungi Badminton World Federation (BWF) terkait larangan penggunaan bendera Merah Putih. Gantinya, pakai bendera dengan logo PBSI.”
Larangan pengibaran bendera Merah Putih ini terkait permasalahan dengan World Anti Doping Agency (WADA). WADA menyebut Indonesia tak patuh dalam program uji tes doping.
Pada 15 September lalu WADA mengirim surat pada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) terkait ketidakpatuhan program uji doping.
Indonesia tak bisa memenuhi test doping plan (TDP) tahun 2020 dan juga belum memenuhi TDP untuk tahun 2021.
Sejumlah negara dikirimi surat dan punya waktu 21 hari untuk memberikan klarifikasi. Indonesia tidak memberikan klarifikasi, seperti halnya Thailand dan Korea Utara. WADA lalu melayangkan surat ancaman sanksi pada 7 Oktober.
Menpora Zainudin Amali bahkan mengaku baru mengetahui kasus ini pada 8 Oktober. Menpora menyebut perubahan struktur kepengurusan LADI jadi salah satu alasan Indonesia telat memberikan klarifikasi.
Menpora sendiri menyebut sudah mengirim surat agar Indonesia tak dijatuhi sanksi.
“Kalau ke WADA kami sudah kirim surat. Jadi kita berusaha ini akan kita lakukan dengan baik. Mudah-mudahan dengan penjelasan dari kami bisa ada pembicaraan lebih lanjut,” ucap Amali pada 8 Oktober lalu.
Hasil Pertandingan
Indonesia vs Denmark (3-1)
Anthony Sinisuka Ginting vs Viktor Axelsen 9-21, 15-21
Marcus Fernaldi Gideon /Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Kim Astrup Sørensen/Anders Skaarup Rasmussen 21-13, 10-21, 21-15
Jonatan Christie vs Anders Antonsen 25-23, 15-21, 21-16
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Mathias Christiansen/ Frederik Søgaard Mortensen 21-14 21-14
Shesar Hiren Rhustavito vs Hans-Kristian Solberg Vittinghus