Indonesia

Cuma Kiper Ketiga, Skill dan Dzikir dari Orangtua Jadi Modal Andrika

KABARKALIMANTAN1, Sleman – Rezeki itu sudah diatur Allah. Begitu pesan orangtua Andrika Fathir Rachman (16), yang membekali putranya dengan dzikir khusus, jika menghadapi fase sulit. Andrika pun langsung praktek saat terjadi momen adu tendangan penalti di babak semifinal Piala AFF U16 vs Myanmar.

“Tentu saja saya tegang. Saya juga tahu, semua penggemar bola ingin Indonesia ke final. Tapi saya selalu ingat pesan orangtua. Kalau stres, dzikir. Itu kuncinya. Alhamdulillah berhasil,” aku kiper Borneo U16 dengan tinggi 178 cm itu.

Sesungguhnya Andrika bukan kiper utama. Karenanya, tak sedikit yang menyangsikan aksinya. Dalam daftar skuad jelas tertulis, kiper utama bernomor punggung 1 adalah Ikram Al Giffari dari \PPLP Sumbar. Lalu disusul Andhika Putra Setiawan dari Madura United (nomor 27).

Nah ketika kedua kiper itu berhalangan, pelatih kepala Bima Sakti dan pelatih kiper Markus Horison, mau tak mau harus yakin pada Andrika yang memakai nomor punggung 28. Nyatanya pada 3 laga yang ia lalui, meski ada kelemahan, Andrika kini jadi pahlawan.

Kesuksesan timans Indonesia ke final tak lepas karena keberhasilan Andrika memblok tendangnan kapten Myanmar Shine Wanna Aung, pada babak adu penalti.

Catatan lain, pemain didikan SSB Bina Taruna itu juga dua kali berhasil membaca arah tendangan lawan, tapi bola terlalu deras. Artinya, ia relatif bagus dalam membaca arah bola.

“Sukses hari ini juga tak terlepas dari peran Coach Markus. Pertama, disuruh tetap tenang. Kedua, ingat hasil latihan memblok tendangan penalti bersama-sama pemain lain. Alhamdulillah berhasil,” kata Andrika usai jalannya laga di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (10/8).

Di final Piala AFF U16 2022 Indonesia akan bertemu dengan Vietnam pada Jumat (12/8). “Semoga lawan Vietnam nanti juga menang dan jadi juara. Aamiin,” kata Andrika.

Ada kemungkinan besar dia kembali dipercaya pelatih Bima Sakti untuk bertugas lagi saat final melawan Vietnam. Posisi kiper memang sensitif. Saat memainkan kiper utama setelah absen di 3 laga, tentu berisiko. Justru kiper ketiga yang konsisten, lebih bisa jadi penentu.

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!