BPBD Kotawaringin Timur Tingkatkan Kewaspadaan Karhutla

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Sampit – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) imbas El Nino yang memicu peningkatan suhu dan kekeringan.

“Kami tentu menyikapi ini dengan meningkatkan kewaspadaan. Seraya kami juga mengamati kondisi yang ada,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Kamis (27/4).

El Nino menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah karena berpotensi dampak buruk, seperti kekeringan dan kebakaran.

Ia menjelaskan kesiapsiagaan perlu dilakukan lantaran Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan karhutla. Luasnya sebaran tanah gambut membuat potensi karhutla di daerah ini cukup tinggi.

Saat kemarau, katanya, gambut menjadi kering dan mudah terbakar. Padahal, pemadaman kebakaran di lahan gambut cukup sulit. Pemadaman melalui penyiraman berulang-ulang karena api terus membakar ke dalam tanah meski di permukaan terlihat sudah padam.

BPBD Kotawaringin Timur terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait untuk mengoptimalkan pencegahan karhutla. BPBD juga mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam mengantisipasi dampak El Nino.

“Arahnya nanti antisipasi dengan modifikasi cuaca. Mudah-mudahan bisa pas waktunya,” demikian Multazam.

Selama dua pekan terakhir cuaca panas terasa di Kotawaringin Timur, khususnya di Sampit. Bahkan, beberapa hari lalu suhu sempat mencapai lebih dari 35 derajat Celcius.

Data dirilis BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, suhu pada Kamis (27/4) siang sempat mencapai 33,6 derajat Celcius. Sekitar pukul 15.00 WIB suhu berangsur turun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak, termasuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, untuk bersiap melakukan upaya mitigasi menghadapi El Nino yang diprediksi terjadi pada Agustus 2023.

Ia menyebut berdasarkan pengalaman pada 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi kekeringan yang luas, kebakaran hutan dan lahan yang berdampak pada turunnya produksi pertanian dan pertambangan hingga kontribusi terhadap inflasi. (ant)

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *