Sepakbola

Aji Santoso Minta Pertimbangan Kualitas Kompetisi dan Asas Keadilan

KABAR KALIMANTAN 1, Surabaya – Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso meminta pertimbangan aspek kualitas kompetisi dan asas keadilan menyikapi banyaknya pemain Liga 1 yang terpapar COVID-19.

“Saya usul ke federasi (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1 untuk melakukan evaluasi serta mempertimbangkannya,” ujar Aji Santoso, Minggu (6/2/2022).

Menurut dia, kasus COVID-19 yang menyerang para pemain, pelatih dan ofisial tim Liga 1 harus disikapi serius, sebab jika dibiarkan akan mengurangi kualitas kompetisi.

Ia menggambarkan bahwa di satu tim terdapat pemain yang terinfeksi COVID-19 dalam jumlah tidak sedikit, terutama pemain inti maka pelatih terpaksa memainkan skuad seadanya.

Selain membuat tim pincang, kata Aji, para pelatih juga susah memainkan taktikal dengan kondisi tim seadanya dan tidak sesuai dengan latihan yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Sekarang pemain diketahui positif corona satu hari menjelang pertandingan, padahal di latihan sudah disiapkan. Pelatih tentu kesulitan karena strategi dan taktikal tidak sesuai harapan, terlebih pemain inti banyak absen,” ucap dia.

Kondisi tersebut membuat tim tampil seadanya, termasuk terpaksa memainkan pemain cadangan yang lama tidak main, atau baru sembuh dari cedera seperti timnya beberapa waktu lalu saat melawan PSS maupun PSIS.

Di tim lain juga demikian, ia mencontohkan laga antara PS Tira Persikabo yang menjadi bulan-bulanan Bali United karena pemain yang tak lengkap.

“Kasihan pelatih dan pemain karena terpaksa melakoni pertandingan dengan tidak berkekuatan penuh. Dari sini, tentu asas keadilan sangat dibutuhkan. Sebab, tidak adil kalau satu tim tampil lengkap, dan satunya pincang,” kata Aji.

Karena itulah pelatih kelahiran Malang tersebut meminta PSSI dan PT LIB mengevaluasi, salah satunya terkait aturan yang melanjutkan pertandingan apabila satu tim pemainnya masih berkekuatan minimal 14 pemain. Ini sesuai Ayat 7 Pasal 52 regulasi kompetisi.

Kami usul, boleh diterima maupun tidak. Bagaimana kalau aturan tersebut diubah, yaitu apabila di satu tim terdapat lebih dari lima pemainnya terpapar COVID-19 maka harus ditunda. Sekali lagi, ini demi menjaga kualitas liga dan keadilan,” tutur dia.

“Kami sepakat Liga jangan sampai dihentikan karena sudah berjalan lebih dari 50 persen.Tapi, mungkin ada solusi lain yang melindungi kualitas liga. Kami sebenarnya juga nyaman di Bali, tapi COVID-19 di sini semakin masif dan PSSI harus memiliki jalan keluar,” tambah Aji.
 

Sumber : ANTARA

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top