KABARKALIMANTAN1, Yogyakarta – Berbicara dalam acara ‘Women Political Leadership: To Unite What Male Politicians Have Divided’ yang diselenggarakan oleh Fisipol UGM, Jumat (7/7/2023), Yenny Wahid bicara soal Cawapres dan kepemimpinan wanita.
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu pun menyinggung soal dirinya disebut-sebut masuk bursa kandidat bakal calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2024.Menurut Yenny, baginya hal itu masih jauh.
Sebelumnya wanita bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid itu menjelaskan posisinya sebagai seorang putri dari presiden sekaligus pendiri partai politik (PKB) dan keturunan dari pendiri serta pemimpin organisasi massa, Nahdlatul Ulama. Namun, ada lanjutannya.
“Di titik ini, saya sekarang bukan ketua umum partai, (bukan) ketua umum ormas, bukan pengusaha, bukan pejabat. Jadi saya kan enggak punya apa-apa. Yang saya punya cuma satu, reputasi. Itu pun karena nebeng nama bapak,” kata Yenny di Kampus UGM, Sleman.
“Nah ini harus saya jaga. Saya berangkat dari political lineage atau garis politik yang sangat panjang. Ini bukan cuma sekadar Gus Dur, Mbah Wahid [Wahid Hasyim, Menteri Agama era Sukarno dan pemimpin NU], Mbah Hasyim [Hasyim Asy’ari, pendiri NU]. Lebih ke arah situ. Saya juga baru tahu, mungkin ada kaitannya dengan trah Mataram juga.”
Namun Yenny menegaskan tak memaksakan diri untuk menjadi salah satu calon peserta Pilpres 2024. Dia mengatakan lebih baik menjaga nilai diri yang diprioritaskan ketimbang hidup untuk mengejar jabatan. Itu sesuai ajaran Gus Dur kepadanya.
“Menurut Bapak Almarhum, jabatan hanyalah alat, bukan tujuan. Nah kalau bukan tujuan, ya nggak usah ngoyo banget. Tahu-tahu nama saya dinominasikan 2 partai, PSI dan Nasdem, ya Alhamdulillah. Yang saya perjuangkan adalah konsistensi nilai. Saya coba implementasikan melalui berbagai macam program, desa damai, sekolah damai dan lain sebagainya,” paparnya.
“Jadi bakal dipasangkan dengan siapa, enggak tahu! Proses politiknya masih jauh. Memangnya Mas Anies Baswedan sudah pasti bisa nyalon? Belum tentu juga. Memangnya Pak Prabowo Subianto sudah pasti bisa nyalon? Belum tentu juga. Ini semua masih jauh, Santai, ngopi-ngopi wae.”
Dari kalimat-kalimat Yenny media menganggap ia berminat, hanya menunggu “lamaran” yang masuk. Kalau beranvgkat dari PSI yang pro Presiden Joko Widodo, ia dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. Ini agak berat, sebab calon di saku Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri rata-rata pria dengan reputasi besar. PSI pun partai kecil, non-parlemen, kurang dihitung PDIP.
Cawapres Anies?
Yang paling memungkinkan jika Nasdem mendorong Yenny jadi Cawapres Anies Baswedan, meski partai pimpinan Surya Paloh itu sempat mendorong kader NU lain, Khofifah Indar Parwansa (Gubernur Jatim), serta Andika Perkasa yang kini blak-blakan membela Ganjar.
Anies dideklarasikan sebagai bakal capres Nasdem pada 3 Oktober 2022, yang membuat partai itu “didepak” koalisi pemerintah. Selanjutnya, PKS dan Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Nasdem, ikut mendukung Anies.
Namu, belum ada nama pasti yang akan mendampingi Anies di Pilpres 2024. Parpol di Koalisi Perubahan (KPP) menawarkan nama berbeda-beda. Belum ada kesepakatan di antara ketiganya. Demokrat menawarkan ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). PKS sempat menawarkan nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher.
Dalam fase pemilihan, politisi Nasdem dan Demokrat sering terlibat perang kata-kata terkait Cawapres. KPP menyebut satu nama bakal cawapres sudah di kantong Anies, namun belum diungkap ke publik.
“Mari kita tunggu siapa tahu sekembali Pak Anies dari ibadah haji. Akan dicari momentum terbaik untuk mendeklarasikan,” ujar Sugeng Suparwoto, Ketua DPP Partai Nasdem sekaligus Anggota Tim Delapan KPP.
