KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya – Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Fairid Naparin meminta warga setempat untuk memanfaatkan hari raya Nyepi sebagai momentum meningkatkan toleransi dan kebersamaan antar-umat beragama di daerah tersebut.
“Mari bersama-sama membangun Palangka Raya yang maju, makmur sejahtera untuk semua lapisan masyarakat. Hari raya Nyepi juga harus menjadi momentum meningkatkan toleransi dan kebersamaan antar-sesama,” katanya di Palangka Raya, Selasa (21/3).
Pria nomor satu di lingkungan pemerintahan “Kota Cantik” ini juga kagum dengan gotong-royong yang dilakukan umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kegiatan keagamaan maupun di luar keagamaan.
“Kita mengapresiasi kepada semua warga pemeluk agama Hindu, karena selama ini terlibat aktif dalam menjaga kerukunan antar-umat beragama yang ada di Palangka Raya,” katanya.
Dia mengatakan kebersamaan dan toleransi itu terlihat pada momen Tawur Agung Kesanga yang dilanjutkan dengan pawai ogoh-ogoh pada Selasa (21/3).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyucikan alam semesta beserta isinya dan meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan (Tri Hita Karana).
Selain itu, juga sebagai upaya penyucian alam semesta dari segala kotoran dan kejahatan akibat dari perputaran karma selama satu tahun yang penuh dengan intrik, gejolak, nafsu, dan berbagai sisi negatif kemanusiaan.
Sebelumnya, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palangka Raya I Made Sadiana mengatakan bahwa ogoh-ogoh merupakan karya religi yang menyampaikan pesan moral terhadap kehidupan masyarakat.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
“Setelah dipamerkan melalui arak-arakan, Ogoh-ogoh kemudian dibakar sebagai tanda dimusnahkan segala hal yang buruk,” kata I Made Sadiana. (ant)