POLITIK

Tetap Erat dengan Demokrat-PKS, Nasdem: Ganjar? Masih Cair, Bisa Anies-Puan

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Dalam kunjungan Puan Maharani dan rombongan pejabat PDI Perjuangan (PDIP), ke Nasdem Tower di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022), diwarnai sesi tanya jawab yang bikin tuan rumah tak enak hati.

Kala itu Puan menanyakan perihal sikap Nasdem yang mengusung kader PDIP Ganjar Pranowo. Padahal sejauh ini queen maker PDIP, Megawati Soekarnoputri, lebih condong ke Puan.

“Oh itu Rakernas Nasdem ya. Hasilnya memang menempatkan Mas Ganjar sebagai bakal calon presiden. Salah satu dari 3 nama, itu benar,” kata Surya Paloh, mengakui.

Ia lantas menyebut lengkap nama 3 nama usulan Rakkernas, yakni Ganjar, Anies Baswedan, dan Andhika Perkasa. Dengan gestur rikuh, Surya Paloh tak ingin menyakiti hati tamunyya. Ia lantas menyebut politik saat ini masih cair.

“Itu kan berkembang dan dinamis sekali. Kedatangan Mbak Puan ini kan saya lihat-lihat juga. Cek punya cek, rupanya ponakan juga ini,” lanjut Surya Paloh yang akhirnya memeluk Puan, sebagai tanda persahabatan.

Soal ketidak-hadiran Megawati dalam rombongan, PDIP tak ingin membahas hal-hal “kecil”. Media menanyakan hal itu sebab pernah ada insiden salaman 5 tahun lalu. Saat itu di antara banyak tokoh politik yang dia salami, Mega melewatkan Surya Paloh. Ia padahal telah menyodorkan tangan, lalu menarik kembali saat Mega melengos.

Lebih Maju

Sebelum kunjungan PDIP, sempat beredar isu jika Nasdem meninggalkan dua calon kawan koalisi, Partai Demokrat dan PKS. Seolah Nasdem akan merapat ke PDIP, mencari aman sebab saat ini partai banteng moncong putih itu jadi penguasa pemerintahan.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, akhirnya memberi klarifikasi. Ia mengatakan bahwa komunikasi partainya dengan Partai Demokrat dan PKS soal kemungkinan berkoalisi di Pilpres 2024, tetap erat.

“Memang saya harus katakan saat ini komunikasi dengan PKS dan Demokrat jauh lebih maju daripada partai lain,” kata Ali kepada wartawan usai pertemuan.

Dia juga mengatakan bahwa pertemuan partainya dengan PDIP tak serta merta akan menjauhkan Nasdem dengan partai lain yang sudah lebih dulu menjalin komunikasi. Ali menegaskan pertemuan antarpartai tak harus diartikan untuk berkoalisi.

Menurut dia, pertemuan dilakukan agar partai tetap bisa saling memahami meski memiliki perbedaan. “Berdiskusi bukan berarti harus berkoalisi. Membangun bangsa ini harus ada kesepahaman. Bangsa besar ini enggak bisa dibawa satu kelompok,” katanya.

Ali menyebut Nasdem dan PDIP berkomitmen untuk bersama membangun bangsa. Meski mengusung sosok berbeda di Pilkada, Pilgub, atau Pilpres, kedua partai akan terus menjaga kerukunan.

Dia pun menegaskan bahwa pertemuan kedua partai belum jauh bicara soal pencalonan presiden. Kendati Nasdem telah mempromosikan Ganjar Pranowo dalam pencalonan presiden, yang notabene merupakan kader Partai Banteng, pihaknya mau membahas soal itu.

Namun, pihaknya mengaku tak menutup kemungkinan akan menjalin kerja sama. Misalnya, dengan memajukan Anies Baswedan dengan Puan. “Bisa jadi nanti Anies-Puan atau Puan-Anies. Bisa juga dengan yang lain. Tapi di pertemuan tadi itu belum terjadi diskusi yang teknis seperti itu,” kata Ali.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!