KABARKALIMANTAN1, Palangka Raya —Secara geografis, Kota Palangka Raya cukup aman dari ancaman bencana alam. Ternyata di tahun ini saja, sudah dua kali mengalami bencana banjir. Tetapi ini bisa dimaklumi, seiring pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Makanya, sejumlah kawasan dalam kota yang sebenarnya tidak diperuntukan bagi kawasan pemukiman tetapi telah diokupasi untuk dijadikan permukiman, seperti area bantaran sungai yang rawan banjir.
Namun hendaknya orientasi pembangunan di kota setempat sudah waktunya berkelanjutan dan bisa direncanakan lebih jauh kedepan, terutama terkait masalah banjir.
“Resiko bencana banjir akan makin diperparah oleh kondisi lingkungan permukiman di daerah bantaran sungai yang sangat padat,”kata Ketua DPRD Palangka Raya SIgit K Yunianto, Rabu (1/12/2021).
Ditambah dia, sistem tata bangunan dan sirkulasi tidak teratur, tanggul sungai yang tidak memadai atau sudah menyatu dengan bangunan hingga terjadi alih fungsi lahan aman di sungai.
Orientasi pembangunan tidak hanya difokuskan pada kawasan yang terdampak banjir saja, tapi juga pada kawasan tengah kota yang berpenduduk padat, contohnya, Jalan Cempaka dan Temanggung Tilung, dimana hingga kini masih sangat rawan dan mudah terendam air, apabila hujan dengan intensitas lebat dan lama.
Penanganan permukiman dengan konsep waterfront settlement dan perbaikan infrastruktur pendukung dan penataan saluran drainase diharapkan menjadi salah satu fokus pemerintah agar bencana banjir ini tidak terjadi lagi.
Selain itu harus ada solusi secara komperhensif dari seluruh pihak, termasuk yang ada hubungannya dengan pembangunan yang disertai pencegahan dan penanganan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. (TVA)