KABAR KALIMANTAN1, Jakarta – Federasi Sepak Bola Rusia memprotes keras seusai FIFA dan UEFA menjatuhkan sanksi pada tim nasional dan klub Rusia. Ternyata sikap diskriminatif juga dilakukan IOC, Komite Olimpiade Internasional.
Federasi Sepak Bola Rusia menganggap keputusan FIFA dan UEFA sebagai sebuah bentuk tindakan diskriminatif.
“Ini tentu saja merupakan sebuah karakter diskriminatif dan menyakiti sejumlah besar atlet, pelatih, pekerja di klub dan juga tim nasional, dan yang paling penting, jutaan rakyat Rusia dan penggemar di luar negeri, yang seharusnya ditempatkan sebagai prioritas oleh organisasi olahraga internasional,” tulis mereka dalam pernyataannya, dikutip dari AFP.
Sebelumnya, FIFA dan UEFA telah memutuskan untuk menjatuhkan hukuman larangan bertanding untuk tim nasional Rusia dan klub-klub Rusia di ajang internasional.
Sanksi tersebut berarti Rusia tidak akan bisa berpartisipasi pada play-off Piala Dunia 2022. Sejatinya, Rusia dijadwalkan berjumpa Polandia dan berada di grup yang sama dengan Swedia serta Rep.Ceko untuk memperebutkan satu tiket menuju Qatar.
Rusia merupakan tuan rumah Piala Dunia 2018. Saat itu Rusia bisa masuk ke babak perempat final sebelum akhirnya kalah dari Kroasia lewat adu penalti.
Selain timnas Rusia, klub-klub Rusia juga mendapat hukuman larangan bertanding di kompetisi internasional. Dengan demikian, Spartak Moskow juga harus gugur di ajang Liga Europa.
Selain FIFA dan UEFA, ternyata Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga menerapkan sanksi diskriminatif. IOC melarang Yuliya Efimova serta atlet Rusia lainnya tampil, dan sekaligus mencabut penghargaan yang pernah diberikan untuk Vladimir Putin.
Dikritisi Netizen
Puluhan netizen tampaknya ikutan mengkritisi sikap FIFA yang diskriminatif terhadap Rusia, meski para warganet itu juga menolak adanya perang.
Salah satunya justru menyoroti Statuta FIFA yang dengan tegas memisahkan urusan politik dengan sepakbola. Bahkan keterlibatan pemerintah ke urusan federasi saja, sudah cukup bagi FIFA untuk menjatuhkan sanksi.
“Dalam Statuta FIFA katanya tidak boleh campurkan urusan politik atau pemerintahan ke dalam olahraga. FIFA ngaco,” ujar Surya Hambali, salah satu netizen.
“FIFA dan UEFA tidak profesional dan latah. Masalah invasi itu kan masalah politik negara, bukan masalah sportivitas olahraga. Saya rasa para atlet Rusia juga belum tentu setuju negaranya invasi ke Ukraina,” komentar Dimas Satya.
Sementara Yugo Sangsoko menulis, “Apa perbedaan Israel dengan Rusia? Kenapa perlakuannya dibeda-bedakan? FIFA sama UEFA pada mabok.”