Sepakbola

Ribuan Pendukung Arema FC Turun ke Jalan Usung 3 Tuntutan

KABARKALIMANTAN1, Malang – Aksi demonstrasi besar-besaran Aremania pada 40 hari Tragedi Kanjuruhan diikuti sekitar 5 ribu Aremania, Kamis (10/11/2022). Mereka mencari keadilan bagi seluruh korban lewat 3 tuntutan yang dinamai Tritura.

Aksi damai dimulai dengan longmarch dari Stadion Gajayana menuju depan Balai Kota Malang pukul 12.00 WIB. Sebanyak 135 keranda beserta foto korban meninggal dunia dibawa oleh para demonstran.

Aksi ini sekilas terlihat seperti sebuah takziah untuk mengusung keranda jenazah ke makam. Akibat jumlahnya ribuan, barisan Aremania terlihat mengular dijalanan Kota Malang. Saat tiba di perempatan Kayutangan, Kota Malang, mereka berhenti melakukan aksi tratikal sejenak.

Beberapa orang memeragakan Tragedi Kanjuruhan. Di mana aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah suporter yang memadati tribune Stadion Kanjuruhan. Aksi teatrikal itu juga diulangi saat tiba di depan Balikota Malang.

Beberapa menit setelah rombongan Aremania tiba, hujan deras turun sekitar pukul 13.30 WIB. Namun hal itu tak membuat aksi mereka terhenti. Masih banyak suporter yang rela basah kuyup di depan Balaikota sampai aksi ini berakhir.

Beberapa spanduk menggelitik ikut dibawa, salah satunya menyindir polisi. “Urus Bokep Gerak Cepat, Urus Tragedi Lemah Syahwat.”

Tritura Aremania

Tiga tuntutan utama Aremania mereka sebut sebagai Tritura (tiga tuntutan rakyat) sebagai berikut:

Pertama, menangkap dan mengadili aktor maupun eksekutor Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022). “Puluhan polisi telah diperiksa tapi hanya 3 tersangka. Perwira tertinggi yang paling bertanggungjawab adalah Irjen Nico Afinta eks Kapolda Jawa Timur, belum tersentuh hukum sama sekali,” kata Sekjen Kontras, Andy Irfan.

Kedua, kepada pemerintah menjadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, bukan pelanggaran HAM ringan.

Ketiga, membayar segala kerugian yang diderita korban, keluarga korban melalui mekanisme kompensasi dan restitusi.

“Kita menemukan setidaknya 3 fase penembakan sistematis oleh aparat keamanan di malam nahas itu, selama 45 menit yang mematikan, dan menimbulkan korban 135 jiwa dan ratusan luka-luka,” ujar Andy.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!