Polisi Periksa Pemilik Babiambo, Nasi Padang Babi yang Bikin Resah

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Masyarakat sempat resah terkait maraknya berita nasi Padang babi berlabel “Babiambo” milik Sergio, warga Kelapa Gading Jakarta. Sergio telah diperiksa polisi karena kasus ini.

Sergio sendiri telah meminta maaf kepada masyarakat buntut kegaduhan yang terjadi terkait usaha kuliner miliknya. “Ide awal datang karena saya suka banget masakan Padang. Jadi memadukan masakan Padang dengan bahan babi,” ujarnya.

Sergio kurang melihat aspek lain, dimana masakan Padang identik sebagai masakan halal kaum muslim. Secara hukum memang belum tampak kesalahan Sergio.

Sergio mengaku hanya mencoba berinovasi dengan memadukan kuliner khas suku Minang dengan bahan baku daging babi, untuk memperluas pasar. Dirinya juga mengaku tidak memiliki niat untuk melecehkan suku tertentu.

“Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Pertama buat pihak-pihak yang merasa tersinggung, soalnya benar-benar enggak ada maksud untuk menyinggung,” ujarnya kepada wartawan di rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (10/6/2022).

Sergio menjelaskan usaha “Babiambo” dibuka pada saat awal 2020 atau tepat pada masa Pandemi Covid-19.

“Karena keterbatasan knowledge kita juga, kalau ternyata ini akan menyinggung ke arah sana. Saya menyesal banget, kalau tahu dari awal bakal begini tidak akan kita lakuin,” jelasnya.

Faktanya, kata dia, usaha makanan yang ia jual secara online itu ternyata tidak cukup menarik minat dari masyarakat. Usahanya hanya mampu bertahan kurang lebih sekitar 3 bulan saja.

“Karena itu kan awal pandemi ya, semua mencoba mencari opportunity secara online. Waktu itu akhirnya mencoba lewat online tapi hanya berjalan sekitar kurang lebih 3 bulan sebelum akhirnya saya tutup,” tuturnya.

Selain olahan daging babi, Sergio menjelaskan, usaha miliknya juga tetap menjual lauk-pauk khas masakan Padang lainnya. Namun olahan daging babi itu memang sengaja ia tonjolkan sebagai pembeda dari usaha kuliner lainnya.

Kendati demikian, Sergio memastikan pihaknya telah mendeskripsikan menu olahan daging babi pada menu, logo, dan nama usaha dengan tujuan agara para pelanggan tidak keliru.

“Karena kita nggak mau, nanti ada orang yang makan nggak tahu itu ada mengandung babinya. Jadi kita tulis babinya. Bahkan di logo juga ada tulisan nonhalal,” jelasnya.

Banyak Protes

Sebelumnya, anggota DPR RI asal Sumatera Barat (Sumbar), Andre Rosiade dan Guspardi Gaus mengkritik usaha kuliner khas Minangkabau yang menjual menu rendang berbahan daging babi.

Andre menyebut usaha kuliner itu telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Minang.

“Saya sudah mendengar soal rendang babi di Jakarta yang bikin keresahan masyarakat Minang,” kata Andre saat dikonfirmasi, Jumat (10/6).

Ia pun mengimbau usaha kuliner tersebut menghilangkan unsur Minang dan tak lagi menjual rendang babi.

Sementara itu, Guspardi Gaus menuturkan nasi Padang dengan berbagai menunya merupakan produk kuliner dari Minangkabau yang seharusnya halal.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Iffan mengatakan pihaknya sudah mengecek langsung ke lokasi.

Setelah diperiksa pihak kelurahan, kecamatan, dan Dinas Perindustrian Perdagangan DKI di kantor wilayah RW-nya, Sergio juga dibawa ke Polsek Kelapa Gading untuk dimintai keterangan.

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Vokky Sagala mengatakan pihaknya telah mengecek langsung ke lokasi usaha tersebut.

“Itu rumah biasa, bukan restoran atau warung. Saat kita datang, sudah tidak beroperasi lagi,” kata Vokky kepada wartawan, Jumat (10/6).

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *