Barito Utara

Pemprov Kalteng Dorong Sinergi Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata di Barito Utara

KABAR KALIMANTAN1, Muara Teweh – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Adiah Chandra Sari, melalui Kepala UPT Taman Budaya Kalteng, Wildae D Binti, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Rapat Kerja Budaya dan Pariwisata Kabupaten Barito Utara.

“Rapat ini merupakan langkah penting untuk menyelaraskan persepsi dan meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten Barito Utara, serta seluruh pemangku kepentingan di sektor kebudayaan dan pariwisata,” ujar Wildae.

Wildae menambahkan, forum ini menjadi kesempatan untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi di lapangan. “Kami berharap melalui rapat ini dapat ditemukan solusi atas berbagai kendala yang ada, sehingga program pengembangan kebudayaan dan pariwisata dapat berjalan dengan maksimal,” katanya.

Dalam dokumen Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Tengah 2025–2045, Kabupaten Barito Utara termasuk dalam wilayah pengembangan Zona Timur.

“Pada sektor kebudayaan, pengembangan diarahkan pada dua hal utama, yaitu pencatatan dan registrasi objek pemajuan kebudayaan, serta pengembangan kawasan cagar budaya,” jelas Wildae.

Langkah awal pencatatan dan registrasi dilakukan untuk mendokumentasikan berbagai objek budaya, baik yang berwujud seperti benda, bangunan, dan situs sejarah, maupun yang tak berwujud seperti tradisi lisan, tari, musik, dan adat istiadat.

“Pengembangan kawasan budaya ditujukan untuk memperkuat identitas lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata berbasis budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan aksesibilitas, memperbaiki fasilitas pendukung, dan melibatkan masyarakat lokal,” tambahnya.

Untuk sektor pariwisata, Wildae menyoroti potensi besar Zona Timur Kalimantan Tengah yang kaya akan destinasi wisata alam, seperti air terjun dan taman nasional. “Potensi ini sangat cocok untuk wisatawan minat khusus yang peduli terhadap isu lingkungan dan konservasi alam, seperti peneliti dan pecinta alam,” ujar Wildae.

Ia menekankan perlunya perbaikan kualitas layanan melalui penyediaan infrastruktur dan fasilitas yang berkualitas, serta pengalaman wisata yang lebih eksklusif. “Dengan atraksi yang berkarakter, wisatawan akan lebih tertarik dan bersedia membayar untuk pengalaman yang berkesan,” tegasnya.

Wildae juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata. “Pemerintah, swasta, kelompok adat, dan masyarakat harus bersinergi. Tidak hanya itu, kolaborasi lintas organisasi perangkat daerah juga diperlukan untuk mendukung keberhasilan pembangunan sektor ini,” pungkasnya. (kk1/ks)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!