HUKUM

Novel Baswedan Terpukul Febri-Rasamala Bela Sambo dan Putri

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, yang sempat disiram air keras hingga matanya cacat, tampak terpukul melihat pilihan kedua rekannya dulu di KPK, Febri Diansyah dan Ramasala Aritonang.

Mereka berdua akan membela 2 nama yang jadi isu nasional. Febri dan Rasanala menjadi kuasa hukum tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J, yakni Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Novel mengaku tak bisa berkata apa-apa atas pilihan Febri dan Ramasala. Keduanya bernaung di bawah kantor hukum Arman Hanis. Novel bahkan mengaku akan menarik diri untuk berkomentar tentang mereka.

“Itu pilihan mereka. Namun, jika mereka meminta pendapat, saya akan menyarankan untuk tidak menjadi kuasa hukum Sambo. Ok, selanjutnya saya menarik diri untuk komentar lebih jauh. Saya tidak bisa berkata apa-apa,” ujar Novel, Rabu (28/9/2022), dengan raut wajah sedih.

Febri dan Ramasala menjadi tim kuasa hukum tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Publik tentu paham, Sambo dan lingkarannya melimpah harta, apalagi dikiatkan dengan “konsorsiun judi 303”.

Febri dan Ramasala akan menggelar konferensi pers pada Kamis (29/9) sore ini untuk membahas “Pelimpahan Perkara: Proses Hukum yang Objektif dan Berkeadilan untuk Semua Pihak”. Rasamala akan mendampingi Sambo, sementara Febri akan mendampingi Putri.

Febri menuturkan dirinya diminta bergabung ke dalam tim kuasa hukum perkara tersebut sejak beberapa minggu lalu. Ia mengaku telah mempelajari perkara dan bertemu langsung dengan Putri. “Saya sampaikan bahwa kalaupun saya menjadi kuasa hukum, saya akan dampingi secara objektif,” tutur Febri.

Sementara, Rasamala menyetujui permintaan sebagai penasihat hukum Ferdy Sambo setelah mempertimbangkan berbagai aspek dalam perkara ini. “Utamanya, karena Pak Ferdy bersedia mengungkap fakta terkait kasus ini di persidangan nanti,” ujar Rasamala, Rabu (28/9).

Rasamala dikenal publik setelah menjadi satu di antara 58 orang pegawai KPK yang dipecat sang ketua, Firli Bahuri. Mereka dinyatakan tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dinilai akal-akalan penguasa.

Setelah pemecatan, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menawarkan posisi aparatur sipil negara (ASN). Tapi Rasalama memilih mengajar di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, mata kuliah antikorupsi. Ia juga sempat bertani di kampung halaman kakeknya di Balige, Sumatera Utara.

Pada awal tahun ini, Rasamala kembali ke dunia hukum. Dia menjadi advokat di Visi Law Office, yang salah satu pentolannya adalah mantan Juru Bicara KPK, Febri Diansyah.

Komentar Hotman dan Deolipa

Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea, sebelumnya mengakui mendapat tawaran untuk menjadi kuasa hukum Sambo. Ia juga diminta menjadi pengacara Putri Candrawathi dalam kesempatan berbeda. Kedua tawaran ia tolak.

“Salah satu alasan penolakan, dirinya belakangan ini kerap membela kasus yang menimpa rakyat kecil. Maaf untuk kali ini, saya enggak bisa,” kata Hotman di acara Trans TV, Kamis (1/9). “Pas dalam bulan yang sama ada dua kasus viral dari rakyat kecil yang berhasil saya tolong,” ujarnya.

Sementara eks pengacara Bharada E (Richard Eliezer), Deolipa Yumara, mengomentari sikap Febri dan Rasamala yang mau membela Sambo dan Putri, karena memang sudah tidak ada pekerjaan di KPK. “Oh, enggak ada kerjaan jadi KPK, sekarang jadi advokat,” kata Deolipa di Pengadilan Negeri (PN), Jakarta Selatan, Rabu (28/9).

Ia mengatakan hal tersebut bukan masalah karena Sambo dan Putri punya hak untuk menunjuk pengacara.
Deolipa akan melihat bukti pernyataan Febri dan Rasamala, yang mengatakan akan objektif dalam menangani kasus itu. “Siapa tahu dia objektif, kan itu kata dia. Pegang aja kata-katanya,” ucapnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top