KABARKALIMANTAN1, PALANGKA RAYA – Ketua Komisi B DPRDPalangka Raya, Nenie A Lambung mengajak masyarakat kota setempat, khususnya bagi mereka yang bergelut sebagai pelaku usaha perikanan, agar bisa membudidaya ikan dengan menggunakan metode bioflok.
Menurutnya, mengapa perlunya pengembangan budidaya ikan dengan bioflok, bukan tanpa alasan, mengingat tipologi Kota Palangka Raya yang memiliki perairan umum seluas 515,8 km persegi, danau seluas 13,63 km persegi, rawa seluas 400,03 km persegi.
“Terlebih dengan dialiri tiga sungai besar, tentu menjadi salah satu keuntungan dari segi sumber daya alam (SDA),” ungkap Nenie, Rabu (7/12/2022)
Tidak hanya itu lanjut srikandi DPRD Palangka Raya dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, dari sudut pandang SDA, maka wilayah Kota Palangka Raya sudah terlihat potensi perikanan yang cukup mumpuni.
“Terlebih wilayah Palangka Raya di topang sebanyak 103 danau yang berada di 22 kelurahan, sehingga semakin menguatkan budidaya ikan di kota ini cukup bagus, apalagi dengan metode bioflok,” ujar Nenie.
Lebih lanjut Nenie mengungkapkan, budidaya ikan bioflok ini selain pengaplikasiannya mudah dan fleksibel dimana saja bisa, disisi lain perawatannya lebih mudah apabila dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya.
“Budidaya perikanan melalui metode bioflok ini, sudah saatnya dilirik karena mudah. Bahkan mudah pula dalam pemasarannya,” tukas Nenie.
Sebelumnya Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya Indriarti Ritadewi menilai budidaya ikan dengan metode biometode bioflok saat ini tengah popular., dan mudah dijalankan masyarakat.
“Metode budidaya ikan ini menawarkan banyak keunggulan. Salah satunya, bakteri probiotik sebagai pengurai limbah dapat meningkatkan kualitas air dalam kolam terpal,” terangnya. (GUS)