Internasional

Nasib Messi di PSG Senasib Ahn Jung-hwan?

KABARKALIMANTAN1, Paris – Bukan hanya lantaran mengalahkan Prancis di final Piala Dunia 2022, Lionel Messi (35) berpotensi dibenci di Paris.

Dalam pawai juara, Messi menertawakan boneka Shrek yang wajahnya mirip Kylian Mbappe, yang dilemparkan fans kepadanya.

 

Messi juga tak berusaha menegur kiper Emiliano Martinez yang memegang boneka Shrek mirip Mbappe saat pawai juara, meski tahu itu meledak kompatriotnya di PSG.

 

Mbappe sendiri tampil menggila di final dengan mencetak 3 gol, plus 1 gol di fase adu penalti.

“Sulit membayangkan dia mencetak hattrick dan 1 gol lagi. Ia memanggul beban Prancis. Dan jangan lupa, dia batu 23 tahun. Beri respek untuknya,” ujar Fabrizio Romano, pakar transfer.

Super star Prancis itu saat ini bermain satu klub dengan Messi di Paris Saint Germain (PSG). Klub bola kebanggaan seantero Prancis karena klub ini sering mewakili Perancis di kompetisi klub Eropa.

Pertanyaannya, akankah Messi mendapat reaksi negatif di Prancis, setelah mengalahkan Les Bleus dan menertawakan Mbappe?

Kisah Ahn Jung-hwan yang menjadi pahlawan Korsel menjadi cerita yang tak terlupakan di pergelaran Piala Dunia 2002 Korea Selatan dan Jepang.

Cerita ini terjadi 20 tahun lalu, dimulai saat Luciano Gaucci memecat Ahn Jung-hwan, seusai mencetak gol kemenangan ke gawang Italia di babak 16 besar Piala Dunia 2002. Gli Azzuri tersingkir dengan skor 2-1.

“Pria itu tidak akan pernah menginjakkan kaki di Perugia lagi,” kata Gaucci yang saat itu menjadi presiden klub tempat Jung-Hwan bermain di Italia, Perugia.

“Dia adalah fenomena hanya ketika dia bermain melawan Italia,” lanjutnya, melansir Gazzetta dello Sport.

“Saya seorang nasionalis dan saya menganggap perilaku seperti itu tidak hanya sebagai penghinaan terhadap kebanggaan Italia tetapi juga pelanggaran terhadap negara yang dua tahun lalu membuka pintunya baginya. Saya tidak berniat membayar gaji kepada seseorang yang telah merusak sepak bola Italia.”

Akankah Messi akan punya haters? Bisa jadi. Banyak individu Prancis yang kesal terhadap Messi.

Meraih Piala Dunia dua kali berturut-turut akan menjadikan Prancis negara ke-3 yang bisa melakukan itu setelah Brazil (1958 & 1962) dan Italia (1934 & 1938). Wajar saja akan ada haters baru untuk membenci Messi saat ia menggagalkan Prancis mencapai rekor itu.

Bukan Nasionalis Prancis

Tapi, Presiden klub PSG, Nasser Al-Khelaifi, bukan orang Prancis, tapi Qatar. Pengusaha tajir itu pun mencintai Messi.

Latar belakangnya yang ‘bukan dari Prancis ’ dan ‘tak besar di Prancis’ tak akan membuat Al-Khelaifi naik darah.

Berbeda dengan dengan Gaucci yang merupakan warga Italia asli dan punya nasionalisme yang tinggi. Al-Khelaifi tak akan membenci Messi layaknya Gaucci membenci Jung-hwan.

Sebaliknya, Al-Khelaifi akan sangat bangga saat pemain yang bermain untuk klubnya memenangkan Piala Dunia 2022. Begitu pula pada Mbappe, juga membuatnya bangga.

Menurut beberapa sumber, kedatangan Messi berhasil membuat PSG meraih 10 kontrak sponsor baru. Banyak keuntungan jika dibanding sebelum Messi datang ke klub.

Messi juga mencetak rekor penjualan jersey PSG yang bernama punggung dirinya. Pencapaian ini mengalahkan rekor yang sebelumnya Mbappe dan Neymar Jr.

Selain itu, penjualan tiket pertandingan PSG mengalami kenaikan yang sangat signifikan setelah Messi bergabung ke skuad PSG.

Nama Messi di PSG membawa dampak besar terhadap akun media sosial PSG. PSG berhasil menembus angka 150 juta followers di instagram untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Nama mega bintang  Lionel Messi mengundang berkah PSG. Maka wajar saja Al-Khelaifi sangat mencintai pebintang bola asal Argentina tersebut.

Saking cintanya, Al-Khelaifi ingin meyakinkan Leo Messi untuk bertahan di PSG setelah 2023 nanti.

Mengutip dari Marca, pengusaha Qatar itu  berusaha membujuk Messi agar menutup pintu kemungkinan Messi berangkat ke MLS untuk bermain di Inter Miami milik David Beckham.

Dengan 2 alasan ini, posisinya di PSG akan tetap aman. Lain soal jika Mbappe mengaktifkan klausul kontraknya, yang memungkinkan dia memecat pemain bahkan pelatih!

Klausul itu dibuat PSG saat Mbappe dipinang Real Madrid, dan kedua pihak telah sepakat. Tapi kontrak itu gugur setelah Mbappe dapat gaji gila dan klausul istimewa.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!