KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Kecaman pengamat politik bahkan elit partai terkait keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam dukung-mendukung Calon Presiden atau Capres 2024, sempat dilemahkan Puadi dari Bawaslu. Namun aksi barisan Projo (Pro-Jokowi) yang masih di berbagai provinsi, menegaskan keberpihakan Jokowi.
Apalagi salah satu petinggi Projo mengakui, bahwa aksi menjaring Capres 2024, merupakan perintah dari Jokowi. Sekjen Projo, Handoko, mengungkapkan Presiden memerintahkan agar forum Musyawarah Rakyat alias Musra yang diselenggarakan oleh 18 organ Relawan Jokowi agar dilanjutkan.
“Presiden Jokowi menyampaikan dan memerintahkan agar Musra terus dilanjutkan. Terus dilaksanakan karena sangat baik untuk mendengar dan merekam apa maunya rakyat. Musra sangat baik untuk menyerap apa yg menjadi kehendak rakyat,” ujar Handoko seusai bertemu Jokowi di Istana Bogor belum lama ini.
Pada pertemuan itu, Handoko mengatakan pihaknya sudah menyampaikan secara langsung hasil Musra di Bandung, Pekanbaru, Palembang, Batam dan Padang ke Presiden Jokowi. Mereka berencana menentukan calon presiden yang akan didukung pada Januari 2023, lebih cepat dari rencana awal Maret 2023.
“Penentuan capres dihelat dalam Musra Indonesia di Jakarta. Kami akan mempercepat dari jadwal. Inilah dinamika politik, memang banyak sesuatu di luar prediksi,” komentar Penanggung Jawab Musra, Budi Arie Setiadi dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu pekan lalu.
Hasil Musra
Dari hasil penjaringan Musra, Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP Ganjar Pranowo unggul di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (5/11). Ganjar memperoleh dukungan sebanyak 30,21 persen, disusul Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di peringkat ke-2 (18,20 persen), dan Prabowo Subianto di peringkat ke-3 (16,80 persen).
“Jadi di Kepri pemenang Musranya Pak Ganjar dengan angka sangat jauh yaitu 30,21 persen,” kata Ketua Dewan Pengarah Musra, Andi Ghani Nuwawea di Jakarta, Rabu (9/11).
Perolehan itu membuat Ganjar untuk kali pertama unggul di hasil Musra relawan Jokowi. “Angkanya sangat telak, dan ini angka terbesar sepanjang Musra, yang dilaksanakan selama 5 putaran di Indonesia, 30,21 persen,” kata Andi.
Namun di Sumatera Barat atau Sumbar, hasilnya lain. Dua menteri, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, justru unggul dalam hasil Musra yang digelar di Sumatera Barat pada 6 November.
Prabowo unggul di antara nama-nama calon presiden potensial lainnya dengan memperoleh dukungan sebanyak 21,65 persen. Dia unggul sekitar 3 persen dari Sandiaga Uno yang meraih dukungan 18,33 persen. Adapun keduanya merupakan politikus Partai Gerindra.
“Nomor satu Prabowo Subianto dengan angka 21,65 persen. Nomor dua Sandiaga Uno 18,33 persen,” kata Ketua Dewan Pengarah Musra, Andi Ghani di Jakarta, Rabu (9/11).
Di posisi ketiga ada Ganjar Pranowo dengan dukungan sebanyak 15,53 persen, disusul Anies Baswedan 9,35 persen, dan Moeldoko 8,32 persen. Berikutnya ada Airlangga Hartarto (6,85 persen), dan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah (5,82 persen), serta nama-nama lain.
Sedangkan untuk calon wakil presiden hasil Musra, Sandiaga Uno memperoleh dukungan paling banyak dengan 18,70 persen. Disusul Ridwan Kamil (15,24 persen), dan Mahfud MD (12,96 persen). Lalu ada Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid (12,37 persen) dan Airlangga Hartarto (8,47 persen).
“Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menempati posisi ke-8 dengan 4,42 persen, Erick Thohir di angka 3,98 persen, AHY 2,06 persen. Lain-lainnya 3,0 persen,” kata Andi.
Musra selanjutnya akan digelar di Kota Makassar (12/11), yang sebelumnya sempat ditunda karena alasan teknis. Nama-nama itu nantinya akan dihimpun bersama hasil Musra di 33 provinsi lainnya, untuk selanjutnya hasil akhir diserahkan kepada Jokowi.
Inilah yang dipertanyakan para pengamat. Untuk apa presiden mengurusi hal tersebut?