POLITIK

Momen Sejuk Mega dan SBY di KTT G20, Dilihat dari Kacamata Berbeda

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Momen sejuk 2 tokoh yang pernah menjabat presiden, Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara makan malam KTT G20 di Bali, dilihat dari kacamata berbeda.

Partai Demokrat, PDIP, dan Partai Gerindra memang sepakat momen itu sebagai momen bagus bagi mendukung suasana damai di Tanah Air, menjelang Pilpres, Pilkada, dan Pileg 2024. Namun demikian, politisi PDIP Masinton Pasaribu mencermati warna baju yang dikenakan Mega.

Menurutnya, warna tersebut tak menunjukkan apapun. “Kader PDIP bisa mengenakan baju warna apapun di luar agenda partai. Orang perjuangan, ideologi perjuangan kerakyatan, itu merah. Kalau untuk busana fashion sehari-hari, bisa bermacam macam warna,” kata Masinton di Senayan, Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Kepentingan Bangsa

Apapun momen pertemuan dan saling menyapa antara Mega dan SBY pada Selasa (15/11) di Denpasar, telah menyejukkan tensi politik yang mulai memanas. Seperti diketahui, selama ini Mega enggan bertemu SBY, dalam berbagai kesempatan.

Foto kebersamaan Ketua Umum PDIP dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu dirilis Deputi Analisa dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution. Megawati dan SBY juga sama-sama saling melempar salam. Tampak keduanya juga sambil menundukkan kepala.

Dalam kesempatan itu, SBY menggunakan setelan batik berwarna biru, sementara Mega memakai kebaya dengan corak biru. Di foto-foto lainnya yang dibagikan Syahrial, SBY juga bertemu dengan Ketua Umum Gerindra yang juga menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. SBY terlihat memegang lengan Prabowo saat sedang berjabat tangan.

Di foto lainnya, SBY terlihat berbincang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemudian, SBY juga sempat berfoto dengan Ketua Umum Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR Puan Maharani, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani.

SBY dan Megawati memang duduk satu meja dalam sebuah rangkaian acara pertemuan G20 di Bali, bersama tokoh nasional lain seperti sejumlah wakil presiden RI. Mereka adalah Jusuf Kalla, Try Sutrisno, Hamzah Haz. Selain itu, ada pula Ketua DPR Puan Maharani.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan menanggapi positif pertemuan antara SBY dan Mega. “Yang dulu, yang lewat, ya sudah lewat. Kalau memang ada masalah, tidak perlu diangkat lagi. Yang penting ke depannya bagus,” ujar Syarief di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/11/2022).

“Rivalitas dalam kontestasi sebelumnya antara SBY dan Megawati disebutnya sudah lewat. Pemilu 2024 kita dukung agar damai dan ini juga untuk kepentingan bangsa. Kalau kita ngomongin kepentingan bangsa, pasti semua memberikan dukungan.”

“Komunikasi mereka tidak ada kaitannya dengan politik nasional saat ini. Komunikasi saling menghargai dan saling menghormati. Sama aja dengan yang lain-lain, tidak ada pengkhususan,” komentar Herzaky Mahendra Putra, Juru Bicara Partai Demokrat, Rabu.

“Pak SBY tidak lagi aktif mengurus day to day politics. Beliau fokus dengan isu-isu kebangsaan. Terkait geopolitik dan geostrategics. Dan saat sebelum dinner lebih banyak bertemu dengan para pemimpin negara G20,” sebut Herzaky.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad juga menanggapi positif pertemuan keduanya. “Pemimpin bangsa kita dapat duduk dalam satu meja di momen bersejarah. Ini menunjukan satu kebesaran jiwa. Para pemimpin kita mengutamakan kepentingan yang lebih besar,” ujar Dasco di Jakarta, Rabu.

“Ini dapat menjadi momentum yang membawakan kesejukan jelang Pemilu 2024. Harapan kita juga bisa menjadi suasana yang sama, yang sejuk menghadapi Pileg dan Pilpres di 2024.”

PDIP Tolak Kaitkan

Namun politikus PDIP Masinton Pasaribu menolak untuk mengaitkan momen satu meja antara Mega dan SBY, sebagai sinyal koalisi PDIP dan Demokrat.

Masinton mengatakan koalisi tak bisa dibentuk hanya lewat satu pertemuan spontan. Menurut dia, kerja sama politik harus dibangun secara intens dan waktu yang panjang.

“Itu nggak bisa-lah dalam momen satu pertemuan disebut itu sebuah kerjasama. Artinya untuk kerjasama ya dinamis, panjang pembicaraan,” katanya di kompleks parlemen, Rabu (16/11).

Di sisi lain, anggota Komisi XI DPR itu memandang kebersamaan tersebut baik untuk mencegah polarisasi di tengah masyarakat. “Para pemimpin elit kita ternyata bisa duduk bareng. Maka di masyarakat jangan sampai terbawa suasana politik keterbelahan,” katanya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top