Oleh Dr Ir Rawing Rambang MP
Tulisan ini sengaja dibuat mengingat dunia saat ini dihadapi pada bayang-bayang resesi ekonomi yang diperkirakan terjadi pada 2023 bahkan bisa sampai 2024. Perkiraan ini telah disampaikan oleh pakar-pakar ekonomi diantaranya Menteri Keuangan Srie Mulyani Indrawati, President World Bank Group David Malpass.
Hal ini ditandai dengan beberapa Bank Sentral telah menaikkan suku bunga pinjaman. Tren tersebut diperkirakan akan terus berlanjut sampai tahun depan.
Ini akan menyebabkan menurunnya kinerja ekspor suatu negara. Kita juga bisa melihat beberapa negara besar seperti USA, Cina dan kawasan eropa ekonominya cenderung tumbuh melambat.
Terkait perekonomian Indonesia, tidak lepas juga dengan perekonomian global yang tentunya juga melambat, namun demikian menurut Menteri Keuangan Ibu Srie Mulyani, Indonesia masih mampu tumbuh melambat dibawah 5 persen.
Perekonomian Indonesia masih bertumpu pada minyak kelapa sawit dan batubara dimana harganya pada saat ini relatif stabil dan menunjukan kecenderungan yang meningkat, walaupun pada saat lalu harganya sempat jatuh.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan per tahun 2021 luas kebun sawit 15,98 juta hektare. Ini merupakan kebun sawit terluas di dunia, produsen terbesar dengan total ekspor senilai US$ 17,36 milliar pada 2021. Angka ini berkontribusi 53,46 persen dari total ekspor minyak kelapa sawit global.
Jumlah tersebut akan terus meningkat mengingat tata kelola kelapa sawit yang makin membaik untuk penanaman, pemeliharaan, produksi, pemanenan dan pengolahannya.
Minyàk kelapa sawit akan mampu menopang perekonomian Indonesia karena komoditi ini
1. Merupakan komoditi primer yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat global baik berupa konsumsi pangan, energi atau non pangan lainnya yang terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk dunia.
2 Minyak kelapa dawit yang dihasilkan adalah komoditi yang sangat cocok tumbuh di daerah tropis kepulauan dan memiliki kelembapan yang tinggi, dalam hal ini Indonesia lah yang sangat cocok.
3 Minyak kelapa sawit adalah komoditi yang relatif lebih murah dibanding dengan minyak nabati lainnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas yang menjadi alasan “mengapa minyak kelapa sawit mampu menjadi penopang perekonomian nasional?”
Dengan demikian kita yakin dan percaya akan mampu mengatasi resesi ekonomi global, bahkan perekonomian Indonesia akan tumbuh dengan baik. (KK1)
Penulis adalah Ketua Lembaga Minyak Pambelum dan Pemerhati Perkebunan
