Indonesia

KLB PSSI Dipercepat, 3 Calon Ketum Siap Bersaing

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Sekurangnya 3 kandidat siap bersaing menjadi Ketua Umum PSSI, menggantikan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Hal itu diungkap pendiri Football Institute, Budi Setiawan.

Menurut Exco PSSI, KLB digelar Maret 2023. Kandidat teratas versi Budi adalah Menteri BUMN, Erick Thohir atau ET. Menurutnya, Erick telah memiliki pengalaman panjang di sepak bola sebagai petinggi klub.

“Pertama ET walaupun tidak secara langsung pernah beraktivitas di PSSI, tapi siapa yang tak kenal dia. ET membangun brand Indonesia melalui klub Inter Milan,” kata Budi di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, sepak terjang Erick di olahraga sudah menyentuh level dunia. Itu berkaca dari peran Erick sebagai pejabat di Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan memimpin klub Liga Inggris Oxford United.

“Bersama dengan Anindya Bakrie, dia membeli Oxford United di Inggris. Dia jadi duta Indonesia yang mempopulerkan di luar negeri Apalagi ada di dewan IOC, kenal langsung dengan Prediden FIFA,” ujar Budi.

“Ini yang menurut saya modal besar untuk ET maju sebagai ketum. Karena siapapun ketuanya, mau tak mau harus kenal dengan presiden FIFA, langsung tanpa perantara,” katanya menambahkan.

Nama kedua yang masuk ke dalam daftar kandidat kuat adalah Hary Tanoesoedibjo. Menurut Budi, peran Hary di tampuk kepemimpinan Federasi Futsal Indonesia (FFI) menjadi bekal yang cukup untuk mengelola PSSI.

“Kedua HT, sudah lama berkecimpung di federasi futsal sebagai ketua dalam dua periode. Banyak prestasi futsal yang diperoleh dalam periode kepemimpinannya,” ucapnya.

Nama ke-3 adalah Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Menurutnya, Achsanul memiliki jam terbang yang cukup untuk memimpin PSSI.

“AQ sudah lama di dunia sepak bola, memimpin Madura United dari mulai 0 sampai sekarang sudah autopilot. Jadi dari secara pengalaman, jam terbang, kemampuan sudah tak diragukan. Tinggal diterima atau tidak,” kata Budi.

PSSI telah memutuskan agar mempercepat Kongres Luar Biasa (KLB). Menurut Ibul, pilihan tersebut diambil agar kompetisi dapat bergulir lagi.

Pasalnya, KLB menjadi syarat dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Tim bentukan pemerintah Jokowi itu telah menyelesaikan tugas dan menyerahkan hasil investigasinya kepada Presiden RI, Joko Widodo pada 14 Oktober.

Rekomendasi TGIPF 

Beberapa rekomendasi TGIPF adalah meminta Ketum PSSI beserta jajaran Komite Eksekutif (Exco) untuk mengundurkan diri dengan alasan tanggung jawab moral. Soal ini PSSI menolak karena dianggap sebagai bentuk intervensi pemerintah.

Selanjutnya, TGIPF juga meminta PSSI untuk menggelar KLB dengan harapan adanya orang-orang baru yang masuk ke federasi. Hal ini tak bisa ditolak karena menjadi syarat pemerintah untuk memberikan izin kompetisi sepakbola.

Keputusan ini diambil PSSI dalam rapat Exco, Jumat (28/10/2022).

“Keputusan KLB dipercepat Karena saya tidak ingin mengorbankan marwah sepakbola Indonesia atau ekosistem yang sekarang sedang berhenti, hasil rekomendasi TGIPF. Maka dari itu saya memutuskan untuk menggelar KLB,” kata Iriawan dalam pernyataannya.

“Saya juga tidak ingin mengorbankan 120 ribu teman-teman saya yang hidupnya menggantungkan diri dari sepakbola, baik itu ofisial, wasit, pemain, kitman, pelatih, pelaku UMKM dan sebagaimana mereka hidup dari sepakbola.”

“Meskipun hanya 2 voters (Persebaya Surabaya dan Persis Solo) yang mengajukan KLB yang mana belum memenuhi syarat. Tapi KLB harus segera guna menghindari perpecahan di tubuh sepakbola Indonesia. Apalagi sampai ada konflik fisik, saya tidak mau,” katanya lagi.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!