KABARKALIMANTAN1, Madrid – Kerap mendapat kritik karena dianggap lemah dalam menangani kasus rasisme dalam sepak bola, Polisi Spanyol dan Federasi Sepak bola Spanyol (RFEF) akhirnya membuat gebrakan.
Dalam kasus rasisme terhadap Vinicius Junior di Stadion Mestalla (Valencia), semua pihak yang terlihat, dikenai sanksi. Klub Valencia dihukum mengosongkan tribun Mario Kempes, lokasi terparah aksi rasisme.
Selain itu, sebanyak 6 wasit VAR dipecat. Selain itu polisi menciduk 3 fans yang terdeteksi melakukan pelecehan rasis pada Vini. Jumlah itu diyakini bisa membengkak. Polisi bahkan memposting video penangkapan 3 fans, dalam lokasi berbeda.
“Beginilah kami melakukan penangkapan terhadap tiga pemuda di #Valencia sebagai terduga pelaku #HateCrime atas perilaku rasis terhadap @vinijr. Peristiwa itu terjadi Minggu lalu dalam pertandingan #soccer antara #ValenciaCF dan #RealMadrid,” begitu cuitan akun resmi polisi Spanyol lewat Twitter.
Aksi rasis yang dialami Vinicius Junior ketika Real Madrid bertandang ke Valencia pada lanjutan Liga Spanyol La Liga di Stadion Mestalla pada Minggu (21/5/2023). Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dan Komite Teknis Wasit pun telah memecat 6 wasit VAR.
Seperti dilansir Marca, keputusan memecat wasit tersebut adalah karena gambar yang dikirim ke wasit De Burgos Bengoechea di lapangan tidak lengkap, dan ada indikasi menutupi kejadian secara utuh.
Dengan potongan gambar yang “tidak adil itu”, pada akhirnya membuat Vinicius dikartu merah wasit. Untung komite mencermati video yang kurang menggambarkan situasi sepenuhnya.
“Mereka tidak bisa menemukan alasan kenapa gambar yang dikirimkan cuma hantaman si pemain Brasil ke wajah Hugo Duro dan bukannya seluruh kejadian. Kmai akhirnya mencabut kartu merah Vinicius,” tulis RFEF.
Melalui akun media sosial, Vinicius mengecam aksi rasisme dari para suporter tersebut dan dia juga merasa La Liga kurang bertindak dalam menghadapi masalah tersebut. Real Madrid bahkan membawa kasus itu ke polisi.
“Aksi rasisme di La Liga sungguh menjijikkan. Semoga tidak terjadi di Inggris, sebab sanksinya bisa sangat keras. Sepak bola harus bersih dari hal-hal itu,” komentar Gareth Sothgate, manajer timnas Inggris.
