Indonesia vs Curacao: STY Diyakini Pakai 2 Formasi

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Pelatih Timmnas Indonesia asal Korsel, Shin Tae-yong (STY) diyakini akan memakai 2 formasi dalam laga uji coba versus Curacao di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (24/9) dan Stadion Pakansari Bogor (27/9). Hal itu disampaikan Iwan Setiawan, salah satu istruktur pelatih PSSI.

Sebelumnya banyak yang yakin STY akan memanfaatkan laga ini sebagai momentum sejumlah eksperimen. “Saya rasa kalau melawan tim yang peringkat FIFA-nya jauh di atas kita, rasanya tak mungkin coba-coba eksperimen. Justru yang dia perlukan akan menyiapkan Plan A dan Plan B, setelah tahu cara bermain tim lawan,” ungkap Iwan Setiawan, kepada redaksi Rabu pagi (21/9/2022).

Iwan yang pernah menimba ilmu kepelatihan di Belanda serta pernah memoles Persija dan Persebaya itu, justru meyakini STY hanya akan menyiapkan 2 formasi. “Pertama formasi standar yang biasa dia mainkan, bersifat ofensif. Nah, jika ternyata kualitas lawan jauh di atas, maka formasi itu bisa berubah ke arah bertahan,” papar Iwan.

Selama menangani Timnas Indonesia sejak dikontrak pada Desember 2019, Shin sudah menerapkan sejumlah formasi. Awalnya ia memakai formasi 4-4-2, 4-3-3, dan atau 5-4-1. Namun belakangan ia mulai suka memakai formasi 3 bek sejajar atau formasi 3-4-3 (senior dan U20).

Di atas kertas peluang Indonesia untuk mengalahkan Curacao agak kecil. Ini karena tim asal Kepulauan Karibia tersebut menghuni peringkat ke-84 FIFA, sedangkan Indonesia berada di urutan ke-155.

Pada 2019 misalnya, dalam kunjungan terakhir ke Asia Tenggara, Curacao meraih gelar juara King’s Cup di Thailand. Ketika itu Curacao menumpas India 3-1 pada laga perdana, lantas unggul penalti 5-4 (1-1) atas Vietnam di laga final.

Namun dari King’s Cup itu dapat diambil cerminan bahwa Curacao bisa diimbangi. Keberhasilan Vietnam menahan Curacao 1-1 dalam waktu normal adalah indikasi bahwa tim ASEAN tak harus inferior atas negeri “berdarah” Belanda itu.

Striker Pelari Cepat

Dari daftar pemain yang dipanggil STY untuk FIFA Matchday ini, terlihat sejumlah potensi. Salah satunya komposisi lini pertahanan yang bisa lebih dieksplorasi. Kala melawan tim-tim kuat seperti melawan Kuwait, Yordania, dan Vietnam, STY pragmatis. Pertahanan diutamakan, serangan balik jadi andalan. Formasi bertahan bisa memakai 5 bek, yang bisa berkembang menjadi 7 bek.

Dalam pola ini gelandang pekerja keras seperti Rachmat Irianto dan Marc Klok cukup berperan. Mereka bertugas memotong serangan lawan, sekaligus sigap mengirim umpan panjang ke depan saat ada peluang.

Yang belum teruji benar justru lini depan. Hingga kini STY belum punya sosok striker andalan. Sejak 2020 sudah puluhan striker dipanggil, belum satu pun yang “berkuasa absolut” di posisinya.

Ramadhan Sananta (PSM Makassar) menjadi wajah baru di lini depan. Ia tampil impresif di Liga 1 dan AFC Cup. Sosok yang akan jadi tumpuan saat ini adalah Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri.

Namun harus diakui, mereka tak identik sebagai striker bernaluri “membunuh” seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Widodo C. Putra, atau Peri Sandria. Namun opsi memaksimalkan peran Saddil Ramdani dan Yakob Sayuri bisa dicooba. Mereka striker pelari cepat, cocok untuk serangan balik.

Jika Indonesia menang, itu akan menaikkan posisi di peringkat FIFA.

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *