Indonesia ke Final, Ada yang Sewot, Cengeng, Juga Ksatria

FacebookWhatsAppXShare

KABARKALIMANTAN1, Pnom Penh – Timnas U22 Indonesia secara heroik mengubur mimpi Vietnam mencetak hat-trick medali emas di ajang SEA Games. Kemenangan Komang Teguh dkk di laga semifinal atas Vietnam dengan skor 3-2, Sabtu (13/5/2023), disikapi berbeda para pelatih.

Pelatih Indonesia, Indra Sjafri, langsung melontarkan nazar. “Nazar tak boleh aneh-aneh. Setelah lolos ke final, jika meraih medali emas, saya bernazar untuk umroh ke Tanah Suci,” ujar Indra, yang selalu sujud tiap kali pemainnya mencetak gol.

Beda lagi komentar Issara Sritaro, pelatih Thailand, Issara Sritaro. Kemenangan dramatik di masa injury time, menurutnya bukan sebuah kejutan, soalnya para pemain Vietnam kelelahan.

“Indonesia di final wajar sebab mereka punya masa istirahat lebih panjang, smentara Vietnam harus bekerja keras saat melawan kami di lapangan yang buruk,” urai Issara Sritaro di Matichon Online.

Ia mengabaikan jika faktor kelelahan absolut jika dialami Indonenesia, terutama setelah Pratama Arhan diusir wasit saat laga masih panjang.

Sebelumnya, faktor kelelahan juga jadi alasan pelatih Vietnam, Philippe Troussier. “Indonesia punya keuntungan masa istirahat lebih panjang dan sudah lebih mengenal lapangan,” ujarnya.

Yang jadi sorotan netizen justru kehadiran Park Hang-seo, pelatih asal Korsel yang berhasil membawa Vietnam masuk rangking 95 FIFA, terbaik di Asia Tenggara.

Meski tak lagi dikontrak federasi sepak bola Vietnam, kecintaan Hang-seo pada tim Golden Star sangat tinggi. Buktinya, ia mau nonton laga semi final SEA Games. Ia bahkan tampak sewot dan membanting sesuatu saat tendangan pemain Vietnam meleset dan tak berbuah gol.

“Begini ini yang katanya mau menggantikan Shin Tae-yonh yang kontraknya habis akhir tahun nanti. Saran saya ke Ketum PSSI Pak Erik Thohir, jangan ambil Hang-seo,” sebut Bambang Sucipto, eks pemain Persija yang rajin nonton aksi timnas Indonesia.

Meski bernada mengecilkan perjuangan Indonesia, Issara Sritaro tak berniat meremehkan kekuatan Marselino Ferdinan dkk. Dia mengakui Garuda Muda adalah tim kuat dengan pemain-pemain lincah. Namun, level permainan Vietnam memang menurun karena fisik yang letih.

Kreatif dengan Rotasi

Faktor keletihan itu pula yang jadi kekhawatiran dan perhatian utama Issara menatap final. Di semifinal melawan Myanmar, permainan Thailand juga tidak terlalu bagus karena faktor itu.

Efisiensi penyerangan timnya ia nilai menurun karena keletihan. “Sekarang, saya harus mengecek kondisi fisik para pemain lagi untuk mengetahui apakah ada yang keletihan. Situasi itu membuat kami kehilangan banyak hal,” ,” ujar pelatih berumur 43 tahun itu.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, “Kami punya kemampuan menyerang. Namun, karena kondisi fisik yang letih, kami kadang kala buntu. Tak dapat melakukan hal yang efisien dan sesuai rencana.”

Dalam hal ini, sikap Indra Sjafri tampak lebih ksatria. “Semua tim kelelahan. Tidak adil jika menyebut hanya Indonesia yang fisiknya terbaik karena tidak kelelahan. Kan pelatih mesti pintar atur strategi. Saya pun melakukan rotasi, bahkan modifikasi.

“Kadang saya pasang bukan pemain terbaik di posisinya, tapi itu dilakukan agar pemain inti bisa melakukan recovery. Saya bukan pelatih cengeng, tapi kreatif dan optimistis. Di atas semua itu, Allah yang tentukan hasilnya.”

Partai final SEA Games XXXII akan berlangsung di Stadion Olympic, Phnom Penh, Selasa (16/5/2023). Ini akan jadi pertemuan ke-4 Indonesia dengan Thailand pada perebutan medali emas. Sebelumnya, mereka bersua pada 1991, 1997, dan 2013. Indonesia hanya menang pada edisi 1991.

Semifinal SEA Games 2023 (*)

Sabtu, 13 Mei 2023
16.00 WIB Indonesia vs Vietnam 3-2 (Komang Teguh 9′, M. Ferarri 53′, M. Taufany 90+6′; Nguyễn Văn Tùng 36′, Bagas 79′-bd)
19.00 WIB Thailand vs Myanmar 3-0 (Teerasak Phoeiphimai 37′, Leon James 85′, Anan Yodsangwal 90+7′)

Perebutan Medali Peringgu dan Final (*)
Selasa, 16 Mei 2023
16:00 WIB    Vietnam vs Myanmar
19:30 WIB    Indonesia vs Thailand
(*) Semua laga di fase ini digelar di Olympic Stadium, Phnom Penh.

Top Skor

5 gol: Nguyen Van Tung (Vietnam)
4 Gol: Fajar Fathur Rahman (Indonesia), Saravanan Thirumurugan (Malaysia), Teerasak Poeiphimai (Thailand)
3 Gol: Ramadhan Sananta (Indonesia), Theit Hein Soe (Myanmar)
2 Gol: Marselino Ferdinan, Titan Agung (Indonesia), Chou Sinti (Kamboja), Yotsakorn Bhurapa, Achitpol Keereerom (Thailand)
1 Gol: Irfan Jauhari, Beckham Putra Nugraha, Komang Teguh, M. Ferarri, M. Taufany (Indonesia), Sor Rotana, Lim Pisoth, Ky Rina, Sin Sovannmakara (Kamboja), Purachet Thodsanit, Leon James, Anan Yodsangwal (Thailand), Nicky Melvin Singh (Singapura), Nguyen Quoc Viet, Nguyen Thai Son, Le Quoc Nhat Nam (Vietnam), Dov Carino (Filipina), Ubaidullah Shamshul, Muhammad Syahir bin Bashah, Najmudin Akmal, Muhammad Haqimi, Muhammad Mukhairi Ajmal, Mohd Aiman Afif (Malaysia), Mouzinho Barrett de Lima, Luis Figo Pereira Ribeiro, Elias Joao da Costa Ximenes Mesquita (Timor Leste)

Bunuh Diri:
1 Gol – Bagas Kaffa (Indonesia)

FacebookWhatsAppXShare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *