KABARKALIMANTAN1, Jakarta – Hasil survei Indostrategic yang menunjukkan 56,6 responden tidak akan mengikuti arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait Pilpres 2024, disoroti Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid, dengan aneh.
Survei Indostrategic itu digelar pada periode 9-20 Juni 2023. Dengan metode Multi-Stage Random Sampling, survei melibatkan sampel 1400 responden di 38 provinsi. Survei itu disebut dilakukan melalui face to face interview dan Margin of Error (MoE) 2,62 persen.
Merespons hasil survei itu, Jazilul memprediksi capres yang akan didukung Jokowi akan kalah. Anehnya, PKB yang juga partainya Jazilul, dekat dengan kekuasaan.
“Sebanyak 56 persen dari responden takkan mengikuti arahan Pak Jokowi terkait dengan Pilpres. Itu kalau diambil mafhum mukhalafahnya. Yang didukung Pak Jokowi, kalah, kira-kira begitu,” kata Jazilul dalam diskusi pemaparan hasi survei Indostrategic di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Responden yang menyatakan akan mengikuti arahan Jokowi hanya 19 persen. Oleh karena itu, Jazilul menilai sudah banyak masyarakat yang mulai tak terpengaruh dari pihak luar terkait pilihan capres.
PKB sendiri sejauh ini dikenal sebagai partai pendukung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Ketum Gerindra, dalam Koalisi Indonesia Raya. Ketum PKB Muhaimin Iskandar berharap jadi Cawapres Prabowo, namun belakangan ada kesan arahnya ke Airlangga Hartato (Golkar) atau Erick Thohir yang iusung PAN.
Jazuli yang juga menjabat Wakil Ketua MPR menalnjutkan, “Ini menunjukkan, apapun yang diputuskan di elite parpol termasuk king maker atau elite politik, dalam hasil survei ternyata mendapat penolakan dari masyarakat. Tidak diikuti pemilih yang punya nalar sendiri.”
Sebelumnya, sejumlah pengamat menyebut Jokowi berpotensi menjadi king maker pada Pilpres 2024. Capres yang didukung oleh Presiden dua periode RI itu disebut akan mendapat keuntungan. Jokowi pun terang-teragan mengakui ikut cawe-cawe.
Pada acara Bulan Bung Karno, Jokowi hanya memberi semangat ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sesama kader PDIP. Di sisi lain, Jokowi juga makin intens bertemu Prabowo dalam sebulan terakhir. Sejumlah pengamat menyimpulkan Jokowi diam-diam mendukung pria yang menjadi pesaingnya dalam dua pilpres terakhir itu.
Kritisi Jokowi Cawe-cawe
Hasil survei Indostrategic lainnya juga menunjukkan mayoritas masyarakat tak ingin Jokowi cawe-cawe menjelang Pilpres 2024. Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Indostrategic Khoirul Umam mengungkapkan 64,6 persen responden ingin Jokowi bersikap netral.
“Persepsi masyarakat, Presiden Jokowi harus bersikap netral, tak ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2014,” Kata Khoirul dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (14/7). “Itu suara mayoritas masyarakat, sekitar 64,6 persen responden.”
Menurut Khoirul, hal itu memiliki korelasi yang positif terhadap hadirnya pemilu yang adil dan demokratis. Masyarakat, ingin presiden tak berpihak pada satu atau dua capres. Mereka saat ini menilai Jokowi akan mendukung capres usungan PDIP Ganjar Pranowo.
“Pak Jokowi adalah petugas partai dari PDIP, maka dipersepsikan 74 persen Pak Ganjar Pranowo yang akan didukung Pak Jokowi,” kata Khoirul, meski memahami rakyat menilai Jokowi “bermain 2 kaki” dengan ikut mendukung Prabowo.
Prabowo sendiri mengklaim rakyat antusias soal balihonya bersama Jokowi dipampang di berbagai lokasi. “Rakyat antusias. Iya gimana, tidak ada masalah,” kata Prabowo usai bertemu dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Kamis (14/7). Spanduk dan baliho Prabowo-Jokowi bertajuk “Menang Bersama” dan “Untuk Indonesia Terus Maju” memang mulai bertebaran.
“Tentu saja semua bebas mengklaim, tapi lihat fakta di lapangan. Nih,” komentar Ujang SP, warga Takokak, Cianjur, seraya membagikan foto selfie di depan spanduk Prabowo-Jokowi, dengan mengacungkan jari yang kurang sopan untuk diterbitkan.
Ia mengingatkan, saat pandemi lalu, di beberapa tempat pengurus daerah Gerindra ikut panas gara-gara ada spanduk Prabowo dukung Jokowi. Kesannya, tak mau terciprat kegagalan Jokowi. “Pengurus Gerindra Aceh bahkan sempat lapor polisi segala. Cari aja di Google. Kok sekarang berubah haluan?” lanjut Asep.