Internasional

Final “Ulangan” UCL, Liverpool Dinilai Berat Balas Real Madrid

KABARKALIMANTAN1, Paris – Laga final UEFA Champions League (UCL) antara Liverpool kontra Real Madrid di Stade de France, pada Minggu (29/5/2022) dini hari WIB,  dianggap jadi laga ulangan final edisi 2018.

Jika mengacu hasil, Madrid puas sebab kala itu Karim Benzema dkk menghajar Mohamed Salah cs dengan skor 3-1. Rentetan blunder kiper Lorius Karius dianggap jadi penyebab utama kekalahan The Reds.

Kini, Salah-Sadio Mane-Roberto Firmino siap membalas kekalahan pahit 4 tahun silam. Apalagi statistik 4 laga terakhir di berbagai ajang, tim Inggris itu lebih unggul.

Jika Sergio Van Dijk cs menyapu bersih semua laga, maka Madrid hanya sekali menang, 2 kali seri dan sekali kalah.

Tapi Madrid tetaplah Raja UCL yang reputasinya teruji di laga final. Pasukan Carlo Ancelotti itu juga diremehkan di semifinal lawan klub Inggris lainnya, Manchester City. Kalah di leg 1, nyatanya DNA UCL El Real tetap mengalir. City yang diasuh Pep Guardiola pun angkat koper.

Kali ini, mantan bek Manchester United, Garry Neville, menilai peluang terbesar ada pada Madrid. Dia percaya tim Spanyol itu bakal sulit dikalahkan.

“Saya tidak yakin Liverpool bakal jadi juara Eropa saat melawan Madrid. Saya sudah memikirkan final ini cukup panjang dan saya menganalisis bagaimana Real Madrid bisa menang. Mereka bisa terus come back,” ujar Neville di Sky Sports.

“Ingatan saya mundur kembali ke tahun 1999, soal bagaimana kami [Man United] bisa terus come back dalam pertandingan dan menang di menit akhir, itu karena para gelandang kami.”

Singkatnya, Neville percaya bahwa Madrid punya gelandang-gelandang yang bisa jadi pembeda dalam pertandingan. Liverpool tidak punya itu, jadi mereka bakal kalah di lini tengah dan bisa jadi kalah dalam pertandingan.

“Saya mengamati lini tengah Real Madrid, ada Casemiro-Kroos-Modric, plus ada dua pemain yang bisa jadi pembeda, Valverde dan Camavinga,” sambung Neville.

“Lima pemain ini langsung jadi motor permainan sejak menit awal hingga akhir. Dan Carlo Ancelotti terus terlibat sampai akhir.”

“Menurut saya, lini tengah Liverpool adalah titik lemah mereka,” tutupnya

Namun manajer The Reds asal Jerman, Juergen Klopp, tak peduli pada analisis pengamat. Ia tak terlalu memusingkan hal itu.

“Liverpool hidup di semua lini, terlebih saat beberapa pemain telah fit lagi seperti Thiago Alcantara dan Fabiano. Mereka bisa jadi.pembeda,” kata Klopp.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top