Manca

Berideologi Komunis, Putin: Terima Kasih Tuhan Pengusaha Asing Pergi dari Rusia

KABARKALIMANTAN1, Moskow – Dikenal sebagai negara berideologi komunis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (26/5/2022), bahwa dia bersyukur kepada Tuhan, karena beberapa perusahaan asing telah meninggalkan Negeri Beruang Merah.

Alasan Putin, dengan begitu para pebisnis dalam negeri, dapat segera menggantikan peran mereka.

Dia memperingatkan Barat, bahwa Moskow masih akan menemukan cara untuk memperoleh teknologi canggih dan barang-barang mewah.

Sejak perang, sejumlah investor asing utama – mulai dari BP hingga McDonald’s Corp – telah keluar, tepat ketika ekonomi Rusia menghadapi kontraksi terburuk sejak tahun-tahun setelah gejolak keruntuhan Soviet.

Kedai kopi premium Starbucks pun telah menutup 130 Gerai, dan menyatakan segera hengkang dari Rusia.

“Kadang-kadang ketika Anda melihat mereka yang pergi, kita bisa bilang: terima kasih Tuhan. Kami akan menempati ceruk mereka: bisnis kami, produksi kami. Ya pengusaha kami akan dengan aman duduk di tanah yang disiapkan oleh mitra kami,” kata Putin kepada Reuters.

Berbicara melalui tautan video kepada para pemimpin negara-negara bekas Soviet, Putin menyindir bahwa kemewahan seperti Mercedes yang disukai oleh para bandit dalam kekacauan pasca-Soviet Rusia, masih akan tersedia, meskipun mungkin sedikit lebih mahal.

“Ini akan sedikit lebih mahal bagi mereka, tetapi ini adalah orang-orang yang sudah mengendarai Mercedes 600 dan mereka masih akan melakukannya. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa mereka akan membawanya dari mana saja, dari negara mana pun,” lanjutnya.

Putin mengatakan Rusia masih membutuhkan akses ke teknologi maju dari ekonomi maju. “Kami sadar tidak akan memisahkan diri dari mereka ingin memeras kami sedikit. Dunia modern ini sama sekali tidak realistis,” jelas Putin.

Dia tidak merinci bagaimana Rusia akan menemukan cara untuk mempertahankan akses ke komponen dan perangkat lunak barat.

Putin juga berjanji bahwa upaya Barat untuk mengisolasi Rusia akan gagal, dengan mengatakan ekonomi maju sedang bergulat dengan spiral inflasi, rantai pasokan yang rusak dan krisis pangan.

Semua itu terjadi tepat ketika pusat kekuatan ekonomi global telah bergeser ke Asia.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top
error: Content is protected !!